Wednesday, April 17, 2013

Nuansa Jawa Siap Meng-Holywood

Dari awal tahun 2013 saya sudah kerap mendengar dari media tentang sebuah film dengan setting Jogja yang dibintangi aktor Holywood. WOW. Menarik. Penasaran dan saya cukup mengikuri perkembangannya lewat Twitter. 

Java Heat. Ini adalah judul film tersebut. Dibintangi oleh aktor Holywood; aktor nominasi Piala Oscar Mickey Rourke dan bintang film laris “Twilight” Kellan Lutz. Aktor dan aktris Indonesia yang terlibat pun adalah artis papan atas di antaranya Ario BayuAtiqah Hasiholan, dan Rudy Wowor.

Yang tak kalah menarik adalah sang sutradara Conor Allyn ternyata sudah menggarap film Indonesia: Merah Putih - Trilogy. Salut ya ma ini 'bule' :)

Well, jadi Minggu lalu (17/4) saya berkesempatan diundang untuk menyaksikan screening Java Heat. Setelah penasaran melihat trailer, behind the scene dan interviewnya , akhirnya akan lihat juga filmnya secara full. 


Adegan pertama dibuka dengan ruang interogasi kantor polisi, seorang bule dan seorang petugas yang mewawancarai. Dari sini saya bisa simpulkan polisi selalu merokok :)). Singkat cerita ini awal mulanya, bahwa si bule ini saksi dan tersangka dari peristiwa bom bunuh diri di sebuah pesta yang dihadiri oleh Sultana - anak perempuan Sultan.

Selanjutnya adegan-adegan baku tembak muncul, ada unsur penghianatan juga di sana-sini. Salut sih memunculkan adegan fighting dan tembak-tembakan yg sangat Holywood, tapi kok kalo dipikir-pikir, rasanya di Jogja mengerikan kalo sampe kejadian bener.

Saya nggak mau spoiler sih. Intisari ceritanya 

"Java Heat" berkisah tentang seorang Amerika yang misterius yang bekerjasama dengan seorang polisi Muslim untuk membekuk seorang pencuri perhiasan kelas dunia yang telah menculik puteri Sultan. Dalam upaya si pencuri untuk mengambil harta kerajaan, berbagai intrik terjadi di dalam istana tua yang eksotis, masjid-masjid dan candi-candi di jantung pulau Jawa. sumber
Yang agak mbingungin adalah setting waktu dari film ini. Karena ada BlackBerry muncul, tapi kendaraan dan suasana yang dihadirkan di film Jogja vintage sekali seperti era 1980 akhir gitu. Yang memukau adalah setting lokasi saat di festival di candi Borobudur. Itu caem banget!

Oya tadinya saya kecewa Kok Atiqah baru muncul bentar udah mati, tapi simak saja filmnya dan temukan jawaban alur misteri ceritanya.

Terimakasih sudah membawa Jawa mendunia di Holywood :)
Baca juga 
Java Heat, Men-Jawa-kan Hollywood atau Meng-Hollywood-kan Indonesia?