Saturday, September 26, 2009

Mudik ala Galuh #4 - Nol kilometer Jogja penuh Kisah

Sutradara juga punya sutradara

Pelajaran hidup buat aku.Sekaliber sutradara yang biasa mengatur orang dengan scriptnya mentok adalah manusia juga.Iya bukan? Skenario hidup memang hanya Tuhan sutradaranya. Manusia memang boleh punya skenario tetapi kembali lagi, Tuhan sutradaranya.

Bebrbicara soal skenario hidup, siapa yang menyangka aku yang awalnya hanya mengenali teman-temanku lewat media Facebook, pada sore hari ini akan kopi darat dan kali ini di Jogja!Tuhan mempertemukan kami! Kami menyebut diri kami GenkHermes. Awalnya sepele sekali dari berkomentar di cerita bersambung karyaFajar Nugros dan Artasya Sudirman. Berlanjut ke pertemanan di dunia nyata.

Sore ini aku akan melakukan perjalanan singkat di kawasan Nol Kilometer Jogja bersama mereka. Kami sudah merencanakan ini jauh hari sejak aku masih di Jakarta. Dan Tuhan merestui pertemuan kami! Berkumpulah kami 6 mahkluk Venus. Tanpa halangan sore ini cerah dan hawanya sangat mendukung untuk berjalan-jalan, melewati saksi-saksi bisu kisah sudut kota Jogja dari tahun ke tahun.

*
Dimana letak titik nol kilometer Jogja? Itu pertanyaan mendasar, banyak orang yang berpendapat Tugu Pal Putih, yang menjadi simbol Kota Yogyakarta. Ada juga yang berpendapat Keraton, karena inilah cikal bakal keberadaan Kota Jogja. Ada pula yang menyebut Alun-alun Utara, di antara dua pohon Beringin di tengahnya.Bila kita telaah jawaban tadi mungkin termasuk area nol kilometer yang membujur dari Utara ke Selatan. Tapi yang disebut titik, pastilah sebuah sentral.

Sebuah papan peringatan resmi yang terpampang di depan bekas bangunan Senisono, ternyata bisa menjadi petunjuk dimana tepatnya titik nol kilometer itu berada. Titik paling sentral itu tentu berada di sekitar perempatan jalan di depannya, bukan pada tempat dimana papan peringatan itu berdiri. Sekitar tahun 70 hingga awal 80-an, di tengah perempatan ini masih terdapat sebuah air mancur kota. Dari sinilah kemungkinan nol kilometer berada dan menjadi titik pangkal yang dipakai untuk menarik garis jarak antara Kota Yogyakarta dengan kota atau wilayah lain.

Oya, gedung Seni Sono sekarang telah melebur dengan kawasan Gedung Agung. Dulunya bangunan ini berfungsi sebagai gedung untuk peristiwa kebudayaan dan kesenian. Gedung ini memiliki ciri khas penulisan tahun dibangunnya tepat di atas fasade bangunan, disana tertera angka 1915. Meski sudah melebur dengan kawasan Gedung Agung dan mengalami renovasi, empat digit angka tersebut tetap tertera jelas.



Tujuan pertama kami, Istana Kepresidenan Gedung Agung. Gedung ini selesai dibangun pada tahun 1832 . Dengan fungsi sebagai tempat tinggal para Residen dan Gubernur Belanda di Yogyakarta .Dan sempat menjadi kediaman resmi Koochi Zimmukyoku Tyookan, penguasa Jepang di Kota Jogja pada jaman penjajahan Jepang. Dari tahun 1946 hingga 1949, gedung ini menjadi tempat kediaman resmi Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama,dikala Kota Jogja menjadi ibukota Republik Indonesia. Kini, Gedung Agung adalah salah satu Istana Presiden Republik Indonesia yang berada di luar kota Jakarta. Gedung Agung adalah saksi berbagai peristiwa penting di Kota Jogja.


Diseberang Gedung Agung, kami hanya memandang dari kejauhan saja bangunan yang bertuliskan Vredeburg. Bangunan ini berfungsi sebagai museum dengan nama Museum Benteng Vredeburg.Dulunya merupakani markas tentara pada jaman kolonial Belanda ini. Benteng ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1760 atas permintaan orang-orang Belanda. Bangunannya yang sederhana kemudian disempurnakan pada tahun 1787 dan kemudian diberi nama Benteng Rustenburg yang artinya benteng peristirahatan. Bangunan ini juga sempat rusak berat pada saat terjadinya gempa bumi besar pada tahun 1867,setelah direnovasi namanya pun dirubah menjadi Benteng Vredeburg, yang berarti benteng perdamaian. Masyarakat Jogja tempo dulu menyebut benteng ini dengan nama Loji Gedhe, sementara barak-barak tentara di belakangnya disebut Loji Cilik. Gedung Agung yang berada tepat didepannya, karena memiliki taman yang luas, disebut sebagai Loji Kebon.


Bergerak ke selatan, di depan bekas Gedung Senisono, terdapat sebuah monumen yang mengabadikan telapak tangan sejumlah tokoh. Monumen yang diresmikan pada tahun 2003 ini dinamakan Monumen Tapak Prestasi Kota Yogyakarta. Meski belum banyak terisi, minimal disana ada tapak Hamengkubuwo X dengan pesannya yang singkat tapi mengena sekali.


Seberang Monumen Tapak Prestasi, berdiri Kantor Pos Besar Yogyakarta. Pada jaman Kolonial Belanda, fungsinya tidak jauh berbeda, yaitu sebagai kantor pos, telegraf dan telepon. Disebelah timur gedung ini berdiri Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Dahulu dipergunakan sebagai kantor de Indische Bank. Dan kesemua bangunan ini memiliki garis desain yang sama, karena memang didirikan pada masa yang sama yaitu masa kolonial.


Menyeberangi jalan lebih ke selatan, kami dapati bangunan bertingkat yang masih berdiri kokoh.Saat ini merupakan Kantor Bank BNI. Pada jaman kolonial, gedung ini digunakan sebagai Kantor Asuransi Nill Maattschappij dan Kantor de Javasche Bank. Sedangkan lantai bawah gedung ini, pada Jaman Jepang dipergunakan sebagai Kantor Radio Hoso Kyoku, Pada awal kemerdekaan studio digunakan sebagai Studio Siaran radio Mataram yang dikenal dengan nama MAVRO



Di sudut barat daya Benteng Vredeburg, berdiri sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang peristiwa Serangan Umum yang dilancarkan para pejuang Republik Indonesia terhadap pendudukan Belanda pada pada tanggal 1 Maret 1949.Kami berdiri dari depan kantor Pos Besar dan memandanginya dari seberang jalan.


Seputaran kawasan Nol kilometer sudah terdokumentasikan lewat kamera. Tiba-tiba pesan singkat dari salah satu temanku yang juga berlabel GenkHermes kuterima. Dia menyebutkan dirinya sudah tiba di jogja dan berada di kawasan Utara pas jalan Mangkubumi. Tanpa berpikir pajang kami sepakat untuk mendatanginya.

*
Masih ada yang belum lengkap bila sudah berada di Jogja. Jangan mengaku sudah ke Jogja bila belum menyentuh simbol kota ini. Yap Tugu! Kami bergerak meninggalkan kawasan Nol kilometer menuju Tugu yang berada di Utara. Dan Kami melengkappi formasi GenHermes mudik kali ini dengan satu mahkluk Mars!

Lengkaplah perjalanan singkat sore jelang malam kami, diakhiri dengan mengabadikan diri di dekat Tugu.



Meski baru bertemu kami merasa sudah seperti berteman bertahun-tahun lamanya. Ini yang disebut keajaiban mungkin ya? Tiba waktu kami berpisah dan berjanji akan bertemu lagi.
Seperti aku selalu berdoa untuk selalu bisa bertemu lagi dengan Idul Fitri di penghujung Ramadhan.

***
Yang ini sedikit bercerita sejarah, maap ya kalo nggak detail...soalnya kalo ditulis semua ntr buku PSPB nggak laku...:D (apa ituh PSPB-kurikulum lama mode on)
thx u for half of hermes !!:D

Friday, September 25, 2009

Mudik ala Galuh #3- Sutradara juga punya sutradara

Sugeng Rawuh
begitu kata baliho besar di jalan raya ini

Ini malam pertama aku di Jogja setelah hampir 6 bulan tidak pulang ke kota yang berslogan BERHATI NYAMAN ini. Jalan raya belum sudah mulai ramai dengan mobil-mobil plat selain AB. Aku mengemudikan mobilku menuju pojok benteng wetan, lalu mengarah ke Selatan.

Aku berjanji pada seseorang untuk datang kerumahnya dikala aku libur lebaran. Lama tak berjumpa dengannya, sekitar 2-3 bulan mungkin. Ada yang bilang janji adalah hutang, maka dari itu malam ini aku menyempatkan untuk bertandang dulu ke kediamannya di bilangan jalan parangtritis, sebelum aku menemui teman-teman SMAku di daerah Umbulharjo. Sahabatku Saskia turut bersamaku saat ini.

*
"Assalamu'alaikum...", belum jauh dari pagar halaman rumahnya aku sudah menyapa sambil tersenyum melihatnya.
"Walaikumsalam..."jawabnya
Aku mendekat dan menjabat tangannya, lalu memperkenalkan temanku "Kenalke, koncoku, Saskia"
"Saskia..."
"Acong", jawabnya lalu mempersilahkan kami duduk.
"Piye mas?" pertanyaan standar yang terucap dari mulutku.
"Yo koyo ngene ki lah..." dan sebuah jawaban standar dari mulutnya.

Ruangan ini tak banyak berubah dari terakhir kali aku bertandang kemari. Hanya saja ruangan ini penuh dengan rak kaca yang biasa digunakan etalase toko.
"Arep banting stir dagang po piye?" tanyaku asal sambil memandangi rak-rak kaca yang tersusun rapi di ruangan ini.
"Ora...", jawabnya singkat seraya mendekatkan kursi rodanya ke arah tempat aku duduk
"Tak kiro..." aku tertawa.
"Eh, saskia kok nggak bulan madu?", tanyanya jahil.
Kami tertawa. Iya berita terhangat memang adalah pernikahan Zaskia Mecca dan Hanung Bramantyo.
Obrolan pun berlanjut. Mulai dari pertanyaan kapan aku datang, rencana kapan kembali ke Jakarta, Saskia temanku apa, Miyabi akan main film (dasar lelaki ya?dan sebagai pekerja seni, ini wajar masuk ke topik pembicaraannya), Nugros yang sudah mudik ke jogja juga, apa Nugros sudah datang kerumah sini, pekerjaannya yang tertunda, hingga kesibukan dia mengisi hari-harinya di Jogja, sampai menceritakan kejadian yang membuat dia harus berkawan kursi roda atau tongkat sementara waktu. Meski sebelumnya dia sudah pernah menceritakannya lewat telepon, mendengarnya sekali lagi secara langsung ternyata jauh lebih afdol.(seperti meminta maaf secara langsung ketika hari raya)

Aku tidak berkomentar banyak merespon ceritanya tentang kecelakaan itu. Aku hanya mencoba menunjukan support aku. Dan aku yakin dia bisa melewati masa-masa temporer ini dengan sabar dan tegar tentunya. Tidak tampak aura suram dari wajahnya, yang mungkin kita dapati di orang-orang yang sedang mengalami cobaan hidup yang sama dengannya.

Ini masalah semangat hidup bukan? Meski sedang mengeluhkan ngilu akibat pen yang dipasang di kaki kirinya, dia tertawa lho. Semoga tawanya tulus bukan akting. Seorang sutradara pintar berakting seperti artis yang diarahkannya tidak ya? Aku tertawa kecil dengan pikiranku.

Kali ini tiba di episode tentang hasil periksa rutinnya sejak operasi kaki. Dia menunjukkan hasil rontgen terakhir. Oke, ini foto sudah pernah aku lihat di wall postnya, yang saat ituh komen ku hanya 'Glek!'. Dan sekarang hasil rontgen itu jelas di tangan aku. Aku menerawang lembaran ini mencoba memperhatikan lebih detail.'Ya Allah...ini pasti sakit!!' aku membatin memandangi lembaran ini.




"Ini tulang yang patah..." dia menunjuk, mencoba menjelaskan apa yang sedang kupandangi
Saskia pun terpaku memandangi lembaran-lembaran hasil rontgen ini. Aku yakin Saskia memikirkan hal sama denganku ini-pasti-sakit-sekali.
"Ampunn dah!! Liat di wall ajah waktu itu aku uda tercengang!" aku sedikit meninggi menangapi penjelasannya.
Dia tertawa, "Ya gitu deh.."
"Gila ya, ini tulang ajah masih sedikit transparan, begitu yang ini...." aku menunjuk gambar masif putih didekat tulang, "ini MASIF putih aja gitu warnanya! dan ini pen!huah!"
"Dan ini sakit kalau uda dingin gal..." dia mencoba mendetail rasa.
"Mas, ini pennya apa?kan ada tuh katanya yang emas gitu", Saskia bertanya.
"Hehehehe susuk kali ya emas...",timpalku
Dia tertawa dan menjawab " Ya platina bukan seh?"
Kami manggut-manggut sambil terus memandangi hasil rontgen ini.

Obrolan terus bergulir, mengenai apa saja dari A sampai Z. Bahkan ketika segerombolan anak membunyikan alat pukul sebagai persiapan lomba takbir di daerahnya pun terbahas oleh kami. Dan juga soal proyek yang baru dia selesaikan
"Yah proyek tangkyu deh gal", dia memprotes sedikit proyek yang baru dia selesaikan dengan kondisinya yang belum pulih total.
"Daripada enggak mas?", hiburku
"Iya karena aku uda bosen ...pengen suting!", sanggahnya
Saskia tertawa lalu meneguk teh hangat yang disajikan ibunya tadi.
"Yah itung-itung kowe membantu mempromosikan Jogja, sekaligus obat kangen ma kerjaan" timpalku.

*
Berusaha mengerti kondisinya yang selalu full dengan syuting dan editing dan miting dan hunting(..hehhehe..) di Jakarta dan sekitar,tiba-tiba harus bedrest dari semua aktivitas dan berada di Jogja. Sekarang saatnya untuk istirahat sejenak.

Ini pelajaran hidup buat aku.Sekaliber sutradara yang biasa mengatur orang dengan scriptnya mentok adalah manusia juga.Iya bukan? Skenario hidup memang hanya Tuhan sutradaranya.Manusia memang boleh punya skenario tetapi kembali lagi, Tuhan sutradaranya.

Malam sudah menunjukkan pukul 20.30, teman-teman SMAku sudah mengirimiku pesan singkat untuk segera datang. Aku dan Saskia pun berpamitan. Janji aku sudah lunas untuk menjenguknya saat di Jogja. Dia hanya mengantarku sampai teras dengan senyum yang tak pernah lepas.

Sutradara juga punya sutradara,
get well soon Harwan Aconk Panuju !
Badan boleh sakit, tapi Otak nggak boleh sakit
Ide nggak boleh mati.TITIK.

***
Yang ini soal pelajaran dan pengalaman idup, itung-itung siraman rohani saat lebaran hehehehhe

Mudik ala Galuh #2- Banyak cerita di satu cerita

"Panggilan ditujukan kepada penumpang Air Asia tujuan Jogjakarta dengan nomor penerbangan QZ 7340. Dipersilahkan menuju pesawat melalui pintu B.Terimakasih"

Oke itu pangggilan untukku, emm ralat untuk semua penumpang dengan tujuan sama denganku.Antrian penumpang panjang sekali.Kurasa tidak ada seat tersisa. Aku memilih tak beranjak dulu dari kursi ruang tunggu ini.memandangi antrian panjang untuk boarding di depanku.'Mengapa orang Indonesia punya tradisi mudik?'aku mencoba bertanya dalam hati.'Kenapa gue mudik?' akhirnya pertanyaan kuubah.'Karena orang tua gue di Jogja'.Yup, jadi orang-orang ini mudik untuk berkumpul bersama keluarga, kesimpulan sementara aku.

Antrian sudah tak sepanjang tadi, aku pun bergegas masuk dalam antrian sambil berdoa, 'Ya Allah jangan lagi ada tragedi-tragedi mengecewakan seperti tadi pagi.Amin'.

Boarding pass dipindai dan diserahkan kembali ke aku. Aku berjalan menuju pesawat dengan penumpang lainnya.Suasana sekitar apron ramai, semua kru penerbangan ada disekitar badan pesawat.Mulai dari technician, bagage handling, refuelling, catering, da cleaning service.Mereka masih bertugas meskipun ini H-3 Hari raya Idul Fitri. Apa mereka tidak mudik seperti aku? Ternyata kesimpulanku diawal salah, tidak semua orang bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga di hari raya.Selamat bekerja guys!

Aku menaiki tangga pesawat satu demi satu berhati-hati, dengan tangan tetap menutupi hidung.Aku benci bau avtur. Ini mengingatkanku pada pengalaman-pengalaman masa kecil terbang dengan pesawat.

Aku selalu mengalami mudik ke Jawa.Ya,aku besar di pulau seberang Kalimantan.Setiap tahun aku dan keluarga pasti melakukan perjalanan panjang ke Jawa.Pesawat, sudah menjadi transportasi wajibku setiap mudik.Sebelum kelas 6 SD aku selalu mengalami masalah ketika pesawat Take Off dan Landing.Paranoid yang luar biasa disertai muntah (maaf ya..;P). Mamaku selalu mendampingi aku melewati masa-masa yang menurut aku KRITIS itu.

Seiring waktu entah aku sudah bisa melewati masa-masa KRITIS itu.tepatnya pertama kali melakukan study tour kelulusan kelas 6 SD ke Balikpapan. Mungkin aku menahan gengsi, tidak keren sekali bila aku harus mabuk di pesawat.Alasan lucu ya untuk ukuran anak lulus SD.Tapi aku berhasil sejak saat itu aku tidak pernah bermasalah dengan take off maupun landing ataupun turbulence.

Ini deretan kursi aku sesuai boarding pass.Kunaikkan tasku kedalam cabin. Sekali lagi kucocokkan boarding pasku dengan nomor yang aku baca di cabinet pesawat 29E. Kenapa lelaki ini duduk di kursi ku???

"Maaf mas..."
Perempuan disebelah mas-mas itu menyikutnya memberi tanda, bahwa aku menyapa dia.
"Oh iya mbak, mbak 29E ya?"
"Iya " jawabku mantap
"Eng..mbaknya sendiri?"
HEH?pertanyaan macam apa itu?
Aku mengangguk
"Mbak tukeran ya, mbaknya duduk disitu.."Dia menunjuk satu bangku kosong persis sebelah jendela di deretan depannya, nomer seat 28 C.
Aku menghela nafas, "Oke" aku tak berceloteh banyak mengiyakan, karena kursi yang ditawarkan dekat jendela.(itu tempat kesukaanku!)
Akhirnya aku menempati kursi 28 C. Mematikan handphone,memasang sabuk pengaman dan memejamkan mata bersamaan dengan tinggal landasnya pesawat.Jakarta dalam mimpiku...

*
Aku tersentak terbangun, kulihat jam tangan waktu sudah menunjukkan 06.50, ini artinya 10 menit lagi pesawat akan landing.Langit diluar sedikit gelap.Dan sesaat sempat mengguncang badan pesawat sebelum akhirnya aku mulai mengenali satu-persatu landskap kota Jogja.

Dimulai dari hamparan alun-alun Utara dan Selatan dengan Kraton ditengahnya.Lalu bergeser ke timur fly over Lempuyangan, disusul hijaunya stadion Mandala krida, kemudian fly over Janti hingga tak terasa roda pesawat sudah menyentuh landasan pacu.

>

Pesawat sudah memposisikan diri di 07.47'12" LS / 110.25'55" BT. 'Im in Jogja!!!' aku menjerit dalam hati seraya menyalakan handphoneku.

drrtt..drttt...drttt
1 message received
'Dek, kalau sudah landing tunggu di keberangkatan ya'
Pesan singkat dari papaku.Beliau selalu memilih menjemputku di loby keberangkatan karena mobil bisa masuk ke area dropping. Kalau ada pertanyaan tarif parkir mana yang paling mahal, jawabannya adalah 'BANDARA ADISUCTJIPTO'.Kenapa?Meski hanya mengantarkan calon penumpang (menurunkan penumpang di area dropping terminal keberangkatan), tanpa parkir,satu mobil pribadi di todong 2500 rupiah bok.Mungkin kalau mau tega, turunkan saja calon penumpang diluar pagar bandara, biarkan dia jalan kaki ke terminal keberangkatan dan anda tidak akan rugi 2500 rupiah. :)

Sebelum direnovasi sebelum tahun sekitar 2006, Bandara di Jogja ini memang bisa dikatakan sudah tidak memenuhi syarat dalam artian kapasitas penumpang dengan desain dan ketersediaan ruang bangunannya sudah tidak saling mencukupi.Bahkan ketersediaan lahan pun terbatas ketika bangunan ini direnovasi.

Kalau pandangan aku sih, itu hanya menambah selasar sekutar 2-3 meter keluar bangunan. Kemudian menyesuaikan susunan ruang dengan alur pelaku kegiatan di bandara.Sehingga open space di site lama nyaris tak bersisa.Oleh karena itu solusi yang diberikan adalah adanya publik parking di seberang jalan yang notabene melewati rel kereta api. Jauh sih memang, tetapi tidak perlu khawatir sekarang sudah ada terowongan yang menghubungkan area parkir dengan terminal keberangkatan dan kedatangan bandara.

Faktanya,hasil tinjauan Komisi D DPRD DIY menyatakan renovasi dan pembangunan Bandara Adisucipto yang mengalami beberapa perubahan diantaranya pada gedung terminal yang semula luasnya 6.004 m2 menjadi 8.510 m2, ruang cek in dari luas 408 m2 menjadi 1.202 m2, hall dari 913 m2 menjadi 1.833 m2, ruang tunggu dari 849 m2 menjadi 1.534 m2. Sedangkan fasilitas tempat parkir kendaraan mengalami perubahan,semula areal parkir sebelah barat dari luas 2.927 m2 menjadi 1.573 m2, parkir CIP dari luas 523 m2 menjadi 469 m2. Pengurangan luas areal parkir kendaraan tersebut, mengakibatkan pembangunan areal parkir baru di sebelah selatan rel kereta api seluas 964 m2 dan pembebasan tanah warga oleh Pemda Propinsi DIY seluas 10.000 m2 untuk areal parkir disebelah utara rel kereta api.

*
Setelah melewati sopir-sopir taksi yang menyambut kedatangan setiap penumpang dengan menawarkan jasanya di pintu kedatangan, Langkahku sudah mencapai Lobby terminal keberangkatan. Dan tak lama, mobil hitam yang dikemudikan papaku menghampiriku.Bayangan tentang lalu lintas Jogja yang muai dipenuhi mobil dengan plat mobil selain AB sudah nyata di hadapanku...

Sugeng Rawuh
begitu kata baliho besar di jalan raya ini

***
Masih banyak cerita aku selama mudik...
tetep baca ya guys...:)

Thursday, September 24, 2009

Mudik ala Galuh #1 - Kecewa dengan servismu tapi desainmu mengobatiku..

"Uda bangun Dek?"
"Uda lah pap...uda di taxi nih..."
"Ow yowis, kirain kesiangan..."
"Ora..."
"Yowis ati-ati yo..."
"Ya.."

Taksi hijau ini menembus sepi Jakarta dini hari. Tanganku masih menggenggam handphone kesayangan. Mataku melepas pandangan ke arah jalan yang masih lengang. Kulirik jam tanganku, ini masih pukul 03.20 dini hari.Aku sudah meninggalkan rumah di bilangan Jakarta Selatan menuju berkumpulnya kapal-kapal yang bisa terbang, yap Bandara!Perut sudah terisi nasi dan lauk sebagai menu sahur, mata ini sebenarnya masih ingin terpejam tapi aku tak mau sopir taksi ini justru membawaku bukan ke tempat tujuan bila aku tak terjaga.

Drrt..drttt..drtt...
One message received
'Uda berangkat?hati-hati ya'

Wednesday, September 09, 2009

Landmark barat gedung ini

[youtube]http://www.facebook.com/ext/share.php?sid=116714264443&h=fT39-&u=ik06q&ref=mf[/youtube]

Pemandangan yang luar biasa dari lantai 31
Tepat di depan mejaku aku bisa melihat kota jakarta
Well tidak semuanya memang, paling tidak landmark kota ini ada persis dihadapanku
Megah sekali dilihat dari ketinggian seperti ini!
Aku duduk menghadap ke barat
Di sore hari matahari yang perlahan menurun juga menjadi alternatif pemandangan mengesankan dari tempat aku bekerja

Oya, aku bekerja di media online
Bertempat di salah satu gedung milik sebuah Bank Swasta di bilangan Kuningan-Karet
Yap, gedung aku persis di sebelah gedung yang kita kenal sebagai produsen rokok terbesar di Indonesia

well,
Kembali ke salah satu landmark kota ini
Bila kita hitung dari mulai pembangunannya tahun ini menginjak usia ke 51!
Silahkan hitung berapa tahun sejak hari kemerdekaan kita bangunan ini dibangun.

Seperti bangunan lain ataupun landmark lain yang membutuhkan pendanaan dalam jumlah besar
Untuk mewujudkannya ternyata ada Uni Soviet mengulurkan tangan pada bangsa kita...(hihihihi, menyedihkan)

Sebagai tuan rumah yang tidak bisa dibanggakan,(hoho, karena tidak berprestasi di rumah sendiri)
Pada tahun 2007 kapasitas bangunan ini berkurang dikarenakan proses renovasi.
Angka 100.000 berubah menjadi 88.083

Ada yang menyedihkan lagi
Nama bangunan ini awalnya menggunakan nama dia sebagai pencetus gagasan atas pembangunannya
Aku baru tahu, di masa order baru, pimpinan kita punya cara untuk memperkecil peranan dan kehadiran pemimpin sebelumnya dalam sejarah dan dari ingatan bangsa Indonesia.
menyedihkan, orang paling berjasa akan dihapus jejaknya!
Tetapi seiring dengan reformasi, nama bangunan ini kembali dengan nama awalnya, seperti tercantum pada Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.

Yang mencengangkan , mengapa tidak ada yang tahu ya siapa Arsitek bangunan ini beserta kompleksnya?
Apa ada penghapusan jejak sejarah juga disitu?

Yang jelas, tempat ini sangat bersejarah sampai dengan detik ini
Kegiatan yang pernah diwadahinya pun bermacam-macam..
silahkan teman-teman bila ingin membantu menyebutkan :)

Satu lagi yang paling valid tentang bangunan ini,
Kordinat landmark ini ada di
6°13′7″Lintang selatan dan 106°48′9″Bujur Timur


*

Aku memandang dari ketinggian di sini...
>

catatan siang hari menunggu makan siang memandang jendela kantor tepat kearahnya!megah ya?

Gue tulis di notes FB gue pada
Tuesday, August 11, 2009 at 12:33pm

Friday, September 04, 2009

venusmars:tulus-too lose

Ding!

"Yap..."
"Hai..hai..."
One link sending...
Mmm..link apa nih?Klik
"Link paan seh?
"Lihat saja dulu"
Open in new tab
Progress loading...

The Video click here

Ow..TVC tho...Aku bergumam sambil mencermati video di depanku
Tanpa sadar airmataku bergulir jatuh.
Menyentuh sekali iklan tv ini.
"Bagus banget mas....:( "


"Ini video tentang ketulusan ..aku harap kamu bs belajar dari video ini agar bisa menjadi orang yg lebih baik...akupun belajar dari ini dan aku tau aku masih jauh dari sebuah kebaikan"
"...."

couple months left
beruntungnya aku kenal dia jauh sebelum dia terkenal
get well soon


Thursday, September 03, 2009

444::once again, move on::





he's goin to be married..
and you have to move on your lifie without him..
I know it's hard for you..
but im sure you can handle this issue.

--------------------------------------------
supporting words, thx u for my bro-om guton-
--------------------------------------------

yupp
i'll move on...
no worries..
im gonna be ok....


Wednesday, April 15, 2009 at 11:22am