Wednesday, November 24, 2010

Membeli=Peduli 'Empat Elemen'

Setahun yang lalu The Hermes berhasil beramal melalui penjualan e-book Hermes For Charity yang hasil penjualannya disumbangkan kepada korban gempa padang (jangka panjang/ recovery)

Tahun ini, Indonesia kembali berduka, innilah yang mengetuk hati The Hermes untuk kembali membuat e-book Hermes For Charity Vol.2 dengan tajuk ‘Empat Elemen’.

Pada e-book kali ini The Hermes juga mengajak teman-teman lain untuk turut berpartisipasi menulis cerita pendek. Proyek amal ini digarap dalam jangka waktu 1 bulan.

Segera rilis 25 November 2010

The Hermes & Friends
proudly present
The Hermes Charity Vol.2 ‘Empat Elemen’
1290508131913046147
design by @lalabohang



Cara pembelian, silahkan klik disini

Membeli=Peduli.

Saturday, November 06, 2010

[emagz#4 The Hermes] Hermes Duets

Setelah melalui proses panjang akhirnya E-magazine #4 The Hermes rilis juga :)


Judulnya kali ini ' Hermes Duets'. Yap, kami hermesian menulis cerita secara duet. 


Cara menentukan pasangan duet unik lho... Sehabis buka puasa bersama di Roti Bakar edy blok M, kita bikin arisan duet. hahaha... Hasil undiannya saya akhirnya berduet dengan Jia Effendie


Seperti kata editor, Rahne Putri 
E-magz duets ini, bagai kupu kupu.
Dimana  sebuah  kisah  akan  lahir  dari  kepakan  sayap
aksara dari geliat jemari sepasang penulis.
Semoga emagz kali ini menghibur :)

Sila unduh dengan klik Covernya berikut 
Hermes Duets



Monday, November 01, 2010

Si Tolol



“Mikir tu make otak!” Hardiknya.

Aku hanya diam. Tak menanggapi. Tak menatap juga. Dengan langkah lunglai kutinggalkan ruang tengah begitu saja.

Bantal dan guling adalah teman tidur sekaligus pendengar yang baik bagiku. Seperti malam ini, lagi-lagi keduanya ikhlas menampung air mataku. Aku masih tak berkata-kata, hanya linangan air mata yang tak terbendung dari mataku.

Ini bukan kali pertama aku mendengar ucapan serupa keluar dari mulutnya. Intinya, aku sama dengan tolol. Ya, baginya aku adalah orang tolol. Yang tak pernah berpikir panjang, tak pernah berpikir menggunakan otak, selalu ceroboh, dan selalu tolol sampai akhir hayatku.

Memang, aku terkadang ceroboh. Misalnya tak sengaja menyenggol gelas berisi larutan penyegar yang sedang bereaksi setelah diaduk 18 kali, hingga tumpah di atas meja makan saat makan pagi.

Atau tak sengaja menduduki kumpulan laporan penelitiannya hingga sedikit lecek, yang diletakkan di jok belakang mobil.

Atau mengotori lantai teras rumah dengan jejak kaki karena tak sadar mengenakan sepatu yang penuh lumpur di solnya.

Tapi aku bukan orang tolol!

Meski tak selalu ranking satu, aku tak pernah keluar dari sepuluh besar setiap pembagian rapor saat sekolah.

Aku juga punya beberapa prestasi sampai tingkat nasional, dimana tak semua orang bisa meraihnnya.

Disaat kuliah, indeks prestasiku tak pernah dibawah angka tiga. Dan aku lulus tepat waktu 4 tahun dari jurusan yang kebanyakan orang menganggapnya susah dan berat.

Bahkan saat aku sudah bekerja di perusahaan ternama, dengan posisi bagus yang diidamkan banyak orang, ia tetap saja melabeliku dengan stiker tolol.

Aku tak akan pernah berubah dimatanya. Aku tetap si tolol.

Saat kecil aku selalu dibuatnya menangis karena berkelahi untuk hal apa saja. Saat beranjak remaja tak jauh beda, aku masih sering menangis setelah adu otot. Di kala usia sudah dewasa, setelah berdebat, aku masih menyisakan tangis juga.

Mungkin, ia memang tak pernah bangga punya adik sepertiku. Dan aku tetap menjadi ‘si tolol’.

Kupandangi cermin, kutatap bayanganku di sana. Mataku merah dan masih berair.

Mungkin ia akan lebih bangga bila si tolol tiada?

Tertanda, adikmu yang tolol.  

Kububuhkan tanda tangan diatas kertas ini, dan berkemas.

Jakarta,
End of October 2010

Thursday, October 14, 2010

Ketika Ketak Ketik



Suara keyboard yang ditekan terdengar jelas disini.

Dari sebelah sana juga begitu.

Di seberang sana juga.

Di ujung sana juga sama.

Seluruh ruangan ini dipenuhi suara sentuhan tangan-tangan yang lincah menari-nari diatas keyboard. Irama dan temponya berbeda. Tapi semua berbunyi. Sama.

Semua orang disini seperti terpenjara dalam ruangannya masing-masing. Iya, meski meja kami terbuka, tapi ruang maya sudah terbentuk. Masing-masing orang memiliki kapling tak lebih dari 1 x 1 m. Itu sudah lebih dari cukup. Untuk meja, kursi , dan perangkat komputernya.

Semua orang tak lepas memandang layar monitor. Sementara tangannya sedang mengetik sesuatu. Aku juga.

Ini perdana bagiku. Setelah genap satu minggu aku nyaris tak menyentuh keyboard untuk mengetik.

Satu Minggu?

Yap, satu Minggu. Waktu yang lama untuk ukuran seorang aku tidak berakrab-akrab dengan komputer lengkap dengan keyboardnya.

Ada apa dengan satu Minggu yang lalu?

Well, Aku hanya ingin mengetik satu paragraf sebagai penjelasan.

Percaya atau tidak, ketika kamu patah hati kamu akan sangat produktif mengetik hingga menghasilkan banyak tulisan. Tapi ketika kamu jatuh cinta kamu akan lumpuh dari aktivitas mengetikmu bahkan tak menghasilkan apa-apa.

Ya, aku jatuh cinta tepat seminggu yang lalu!

 –Galuh Parantri

Wednesday, September 08, 2010

Kicauan saya tentang #Tuhan

 
Saya memang manusia, makhluk ciptaan #Tuhan . Penuh dengan khilaf, kalau saya sudah sempurna pasti saya akan jadi Malaikat.
 
Aku perhitungan jadi orang, padahal #Tuhan selalu murah hati padaku
Ada Pahala yang #Tuhan janjikan pada umatNya. Tapi tidak untuk umatNya yang obral janji
 
Aku suka mengeluh apapun, #Tuhan tak pernah mengeluh mendengar keluhan 
 
Ampunan selalu #Tuhan berikan, sedangkan aku dengan angkuhnya tak mau memafkan kamu. *istighfar  
 

#Tuhan tidak pernah tidur. Aku, kamu? Kita lebih memilih tidur saat adzan jelang pagi memanggil kita.

Selalu terlambat meletakkan sujud, kamu minta #Tuhan mengabulkan doamu tepat waktu?? Terlalu...

Aku hanyalah tiada, #Tuhan segalanya

Aku hanya artis sinetron 'kehidupan' , #Tuhan adlh sang sutradaranya

Aku sok tahu, #Tuhan Maha Tahu

Bila kamu punya keinginan tulislah dgn pensil,lalu beri penghapusnya pada #Tuhan.biar Dia yg tentukan yg mn yg dihapus.

#Tuhan ada di mana saja,termasuk di timeline pagi ni.NamaMu disebut puluhan kali    


-------------------------------
Diposting di Twitter saya, dengan urutan bawah ke atas. Dari pagi hingga jelang berbuka.
Semoga Allah selalu mengingatkan aku. :)


08/09/2010

Thursday, September 02, 2010

Ting!

Ting!
“Hahaha kamu bisa aja sayang…”
“Abis kamu nggemesin.”
“Emang boneka?”
“Hehehe. Boneka cantik.”


Ting!
“Nih..”
“Bentar, pelan-pelan ya.”
“Aw! Ih… Jangan iseng deh.”
“Abis nggemesin tauk.”
“Uh…”


Ting!

Wednesday, September 01, 2010

Cerita tentang 'Yang Tak Kuketahui Dari Bapak'

Well.. 
Jadi awal mulanya sih saya pernah baca sekilas dimention seseorang di Twitter tentang #UbudWriteFestival.
Setelah itu, dapat info dari Jaringan Penulis Indonesia   mengenai Kilat! -Flash Fiction  di Ubud Write Festival. 

Info saya terima, saya baca cukup menarik...
Rulesnya tak susah: 

Sunday, August 29, 2010

Emagz Special Edition#2 Hermes 'Wishes From Us'

Now release.. 
Emagz Special Edition #2 Hermes 'Wishes From Us'
Hermes Edisi  spesial ini berisi puisi, doa, pengharapan, cerita singkat
dari kami kepada Tuhan dan orang spesial bagi kami.

Caranya tinggal unduh dengan klik cover dibawah ini
http://bit.ly/hermeswishes
Ost 'Hanya Allah'
Performed by Andre Ramadhan
Music and Lyrics Written by Andre Ramadhan

Hanya Allah by Blue Summer
http://bluesummer.bandcamp.com/track/hanya-allah

Thursday, August 26, 2010

Pulau Komodo

Membaca judulnya, jangan tertipu. Saya bukan mau membahas soal Pulau Komodo yang berada di NTT itu. Melainkan Pulau Komodo yang berada di #lantai31. 

Ya, kumpulan meja tempat saya bekerja familiar disebut 'pulau'. Dan tempat saya dan beberapa teman saya duduk, kami beri nama pulau Komodo. 

Mengapa Komodo? Karena letaknya terpencil, sedikit langka manusia disini. :) Hawanya juga sangat dingin...

Dan hari ini, pulau saya akhirnya punya officially mascot :) si KOKO. Tepatnya sih dia mascot Paviliun Indonesia di World Expo 2010 Shanghai, China


 Sekilasi info dari #lantai31

Tuesday, August 24, 2010

7 Hasta

Panggilan terdengar jelas, aku lekas bergegas.

"Hey, jangan letakkan sujudmu hanya sekilas..."

Aku terdiam sejenak, dan menatap sujudku menghadap kiblat.

"Ya..bila kau ingin menjadi hambaNya yang ikhlas".

Tak kuulang, kali kedua kening ini menyentuh tempat berpijak lebih lama. Aku merasakannya. Ya, ini titik terdekatku denganNya. Aku menangis.

Menyebut namaNya kuharap takkan terhenti. Kusempatkan lagi kala pagi sebelum memulai hari.
7 hasta sebagai pertanda, kuulang lagi takbirku, mengagungkan namaMu.

Matahari telah hadir dengan sempurna, menyempurnakan jagat raya.

Aku, tetap dalam ketiadaan.
Jauh dari kesempurnaan. Masih berharap akan keberadaan 7 hasta setelah terbitnya di hari esok.

***
Lantai 31
3:42 pm

Merenung-renungi kekuatan dan keajaiban Dhuha

* Maksud sepenggal/1 tombak/7 hasta, adalah apabila matahari sudah terbitdengan sempurna dan sudah menyinari bumi ini, kalau kita hitung dengan menit kira-kira setengah jam setelah terbit matahari, sejak itulah sudah bisa dilakukan salat dhuha. Karena pada saat terbit mata hari dilarang melakukan salat. (syekh sayid sabiq. fiqh sunnah. 1/ 208)

OST #HermesPRAY Emagz special edition #2



<a href="http://bluesummer.bandcamp.com/track/hanya-allah">Hanya Allah by Blue Summer</a>
Sounds like a celebration of gratitude for the month of Ramadlan 1431 H

Released 24 August 2010
Performed by Andre Ramadhan
Music and Lyrics Written by Andre Ramadhan


Ini lagu, juga ost dari Emagz The Hermes 'Hermes Pray' edisi spesial #2 yang akan segera launching bulan ini. Enjoy!

Thursday, August 19, 2010

Potret Sebuah Negeri - OST Hermes Wave Red n White


Ini adalah ost dari emagz edisi spesial #1 Hermes Wave Red n white yang baru saja saya dan teman-teman The hermes launching 17 Agustus 2010 kemarin.

Potret Sebuah Negeri by Endy Daniyanto

Cerita di belakang layar pembuatan ost ini bisa di baca disini

Tuesday, August 17, 2010

Emagz Special Edition Hermes Wave Red n White

Bendera Merah Putih

"Iya Bu, aku usahain."

Bila bukan Ibu yang menelpon, aku tak mungkin melakukan ini. Ya, menelpon sembari menyetir.

"Eh, uda dulu ya Bu." Aku menyudahi pembicaraan saat melihat kain warna-warni di depanku. Warna-warna mencolok ituh menyita perhatian mataku.

"Iya, entar aku telpon lagi Bu. Ini lagi crowded jalannya, takut nggak fokus nyetirnya. Daah." Aku berbohong dan segera mematikan handphoneku.

Kupasang sen kiri untuk menepi. Tukang parkir menyambutku hingga mobilku terparkir rapi.

*

"Mari neng, cari apa?"

Pertanyaan standar saat seorang calon pembeli baru saja menghampiri lapak. Aku mendekat ke lapak.

Aku yang tadi bersemangat menepikan mobil untuk mampir ke lapak di trotoar ini mendadak lemas. Nampaknya yang aku cari tidak ada. Mataku sibuk mencari-cari dari sekian kain warna-warni yang dipajang.



***
Apa yang dicari si eneng? Pentingkah? Sebegitu bersemangatnya dia menghampiri lapak dipinggir jalan?

Temukan jawabannya beserta sejumlah karya cerpen lain jelang #indonesia65 di

#HermesWaveRedWhite Spesial Kemerdekaan

by @TheHermes and Bonus OST @bluesummermusic

 Feel FREE to DOWNLOAD

 



Friday, August 06, 2010

Surga Hari Jumat

http://www.flickr.com/photos/photo-monkey/523880332
"Panasnya dunia....." 


"Iya panas banget."


Matahari berada tepat diatas ubun-ubun menyapa saat kami berjalan keluar dari kantor. Tujuan kami tak lain adalah kantin. Ini saatnya untuk mengisi perut setelah setengah hari berkutat di depan monitor komputer.


"Mau makan apa nih?"

"Kantin sini ajah, males jauh-jauh , panas bok..." ia menunjuk kantin tempat makan favorit kami.


"Iya deh, gue males juga jauh-jauh...Panas!"


"Neraka lagi bocor kali ya?" celetuknya.


"Hah? Tau apa lo soal neraka?"




Kami tertawa sambil terus melangkah. Suara hak sepatu yang bertemu aspal terdengar bernada riang seolah mengungkapkan kegembiraan kami atas jam istirahat siang. Tangan kananku mengipas-ngipaskan kertas selebaran yang dibagi-bagikan gratis dari loby kantor.


Kantin cukup penuh untuk ukuran hari Jumat. Dimana sebagian besar kaum laki-laki masih melaksanakan ibadah sholat Jum'at. Ya kantin ini didominasi perempuan bila Jumat siang tiba. Kami menempati meja pojok di kantin terbuka ini.


Menunggu pesanan tiba, aku menghela nafas, sambil tetap berkipas ria dengan kertas selebaran yang sedari tadi hanya kupegang.

"Neraka itu kebalikannya surga!" 


" Yah dia masih ngebahas."


"Lah tadi lo nanya tau apa gue soal neraka."


"Oke,oke, trus?"


"Kalo di surga enak-enak, di neraka gak enak."


"Ah absurd penjelasan lo..."


"Gue uda ngerasain surga!"


"Ha? Ngimpi! Kalo mau masuk surga mah syaratnya cuma satu!"


"Ape?"


"MATI!"


"Gue gak perlu mati kok buat ngerasain surga..."


Aku mengernyitkan dahi tanda tak mengerti.


"Gak percaya lo?" tanyanya


Aku menggeleng sambil terus mengipasi wajahku.


Dia menebar pandangan ke luar kantin, lalu berkata, "Surga dunia, dikala tengah hari melihat kaum Adam yang merapat kala adzan berkumandang. "


"Ya elah... lebay lo!"


"Makanya, baca tuh selebaran yang lo pake buat kipas-kipas daritadi.."


Aku menghentikan kipasanku. Kubaca baik-baik tulisan di kertas selebaran itu.


SELAMAT HARI JUMAT
SELAMAT MENIKMATI WAJAH-WAJAH TAMPAN BERWUDHU

***
6 Agustus 2010 12:37 pm

Terinspirasi twitter mbak @firabasuki 
Wow wajah2 tampan berwudhu. Melintas di depanku. Selamat berdoa dan kau kutunggu :)  

Dan status FBku 
Actually, selalu jatuh cinta pada hari Jumat, dikala tengah hari melihat kaum Adam yang merapat kala adzan berkumandang 





Sunday, August 01, 2010

Its Cool August!

Screen shoot 2:34 pm/ 1 Aug 2010




Hem kenapa dengan Twitter hari ini?
Padahal saya sedang piket ngantor di hari Minggu. Beberapa pekerjaan termasuk bersinggungan dengan social network Twitter. Tapi berhubung ini Twitter sedang tidak koorporatif, jadilah berkurang beban kerjaan. :)
Twitter membuka Agustus dengan sempurna , hihihi

Selamat Agustus semua!
Sambut hari kemerdekaan dan kemenangan Ramadhan di bulan ini!

Wednesday, July 28, 2010

[emagz#3 The Hermes] Hermes Constellation

  Gravity by Endy Daniyanto  

"acoustic guitar" space "female vocal" "male vocal" duet Jakarta

Sounds like falling into the arms of gravity.

The Soundtrack of Emagazine #3 Hermes Constellation

Please feel free to download http://tiny.cc/hermesconstellation

Monday, July 26, 2010

Helm Lucu!

Kalau sebelumnya aku pernah nulis soal helm SNI, kali ini ada yang lebih unik dari sekedar helm berSNI.
Hari Sabtu malam 24 Juli 2010, aku sedang berkendaraan motor di Jl. Ciputat Raya. Sedang dibonceng tepatnya. Malam itu seperti biasa jalan Ciputat raya cukup padat. 

Ditengah kepadatan dan kelelahan karena seharian berada di jalanan, pandanganku tiba-tiba tertuju pada pengendara motor lainnya.

Reminder dari Ibu

Dua hari yang lalu tepatnya 23 Juli 2010  atau 11 bulan Sya'ban menurut kalender Hijriyah, Ibu saya menelpon. "Nduk besok (besoknya orang Jawa) puasa ya." Begitu kurang lebih intinya. Aku mengiyakan dengan menjawab "Insya Allah"

Esoknya reminder itu datang lagi, tepat di jam sebelum aku tidur, di 24 Juli 2010 atau 12 bulan Sya'ban. "Jangan lupa puasa 13,14,15 Sya'ban. Minggu, Senin, Selasa"

Esok dini hari, 1 panggilan tak terjawab membangunkanku di sepertiga malam terakhir. Ya, Ibu membangunkanku lewat telepon. 

Pagi ini, sms Ibu datang lagi menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. 
Ya Ibu memang rajin mengingatkanku. Love u Mom.
Insya Allah tahun ini berpuasa tengah bulan di bulan Sya'ban.

Saya tadi coba blogwalking, dan menemukan artikel ini dibawah yang say akutip langsung tentang Nisfu Sya'ban

Hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban (15 Sya'ban). Nisfu artinya setengah atau seperdua dan Sya'ban adalah bulan kedelapan dalam perhitungan tahun Hijriyah. Kata Sya'ban berasal dari kata syi’ab (jalan di atas gunung). Dikatakan Sya'ban karena pada bulan itu ditemui berbagai jalan untuk mencapai kebaikan.

Friday, July 09, 2010

Langit dari 31

Saya punya hobi jepret-jepret. Apapun yang menurut say alucu, pasti saya foto.
Sejak bekerja di lantai 31, saya punya kebiasaan baru, memotret langit sore di sebelah barat.

Hasilnya?
Bisa dilihat  berikut...
Foto ini saya ambil dengan kamera handphone Sony Ericson :)

Satpol PP vs PKL

Satpol PP beroperasi di Benhil 9/07/10 [foto pribadi]
Satpol PP beroperasi di Benhil 9/07/10 (foto pribadi)

Bukan pemandangan yang aneh bagi saya melihat pedagang kaki lima memadati jembatan penyebrangan di sepanjang jalan protokol seperti Sudirman. Bukan pemandangan baru juga melihat pedagang kaki lima memenuhi trotoar di sekitar halte disepanjang jalan protokol di Jakarta.

Ada banyak alasan yang dipertimbangkan mereka untuk berjualan di daerah-daerah tersebut, salah satunya adalah alasan strategis. Di jam-jam tertentu, area halte dan jembatan penyebrangan memang sangat ramai dilalui orang. Disitulah keuntungan bagi pedagang, tanpa harus mengeluarkan sewa tempat mereka bisa menjual dagangannya dan pulang membawa sejumlah uang.







Wednesday, July 07, 2010

Kreatif Yang Tidak Sportif

Pernah ada sebuah anekdot berkisah seperti ini:
A: Otak paling mahal di dunia itu adalah otaknya orang Indonesia.
B: Ha? Kok bisa? Kenapa?
A: Karena otak orang Indonesia ituh masih ORI. Nggak pernah dipake.

Tuesday, July 06, 2010

Stiker Bisa Bikin Keder

‘Menumpang Aman di Busway’

Kira-kira begitu yang saya baca di media, soal stiker yang akan diluncurkan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta.

What for?






Ilustrasi/Admin (Kompas Citizen Images/ismail fahmi)


Trailernya Hermes Constellation Emagz #3

SNEAK PREVIEW of
The Hermes E-Magazine 3rd Edition:
Hermes Constellation




Video diatas, adalah trailer kutipan-kutipan dari cerpen di emagazine #3 The Hermes. Dikerjakan oleh teman saya Endy Daniyanto
Seksi sibuk yang mengurusi emagazine #3 kali ini  adalah Sitty Asiah sebagai editor, Faizal Reza sebagai layouter dan Jia Effendie sebagai proof reader. 
Insya Allah minggu ketiga bulan Juli ini, emagz #3 akan launching! Yay!

Monday, July 05, 2010

Karya Hermesian: I Love You Friends


Menyenangkan... 
Satu lagi teman saya di The Hermes membuahkan karya tulis melalui buku antologi (bersama beberapa penulis terkenal lainnya)  Sitty Asiah di buku antologi kasih  'I Love You Friends'

Friendship isn't how you forget but how you forgive,

Not how you listen but how you understand,

Not what you see but what you feel,

and not how you let go but how you hold on. (Anonymous)
 Selengkapnya silahkan dibaca di sini

Thursday, July 01, 2010

#BuktiCinta

http://www.flickr.com/photos/redspotted/272104/


Tergesa kuparkirkan mobilku disamping Strada berwarna merah. Kupandangi antrian ATM dari dalam mobil. Ah antrian itu panjang sekali, kurang lebih ada 6 orang disana. Aku menggerutu. Kumatikan mesin mobil,memasang rem tangan, mengambil dompet dan payung lalu turun dari mobil.

Aku paling benci bila hujan sudah membasahi tanah seperti malam ini. Dan ini adalah malam kesekian Samarinda selalu hujan. Rasanya rumus hujan di bulan berakhiran -er sudah tak berlaku. Ini bulan juli dan hujan masih saja rutin hadir.

Friday, June 25, 2010

#DuaSahabatSayaJadian (Duet ft. Rizky Jay and Pia Zakia) by Endy Daniyanto

#DuaSahabatSayaJadian (Duet ft. Rizky Jay and Pia Zakia) by Endy Daniyanto Ini lagu diciptain temen saya Endy atas request Kiki utnuk hadiah teman saya (lagi) yang baru ajah jadian SittyAsiah dan Reza aka Ja'i

Hermesians’ Message: A Passion for Writing- via Jakarta Globe

Semalam saya off dari Twitter kurang dari jam 10. Pagi tadi saya baru sadar bahwa saya terlewat hal besar semalam setelah log off.

omemdisini Wow @galoeh11 @gembrit RT @barleybanget: Udh d jkt? Cpt amat? Hermesian naik senen kmrn btw RT @omemdisini: Malam Jakarta...kembali lagi

Tuesday, June 22, 2010

Jakarta oh Jakarta

"Dengan Keragaman Kita Bangun Jakarta sebagai kota jasa yang ramah lingkungan"


Kurang lebih seperti itu bunyi tema HUT Jakarta ke 483

Monday, June 21, 2010

Tentang Ayah

Semalam di timeline saya penuh dengan hashtag #tentangayah dan #rindu

Saya cukup tidak ngeh kalau ternyata kemarin memang hari ayah?


Yang jelas saya hanya menulis di twitter saya seperti ini:
Knp timeline pnuh #rindu dn #ayah?saya sensitif dh!

The Hermes- Feature di Sindo

 Sebulan yang lalu saya punya kesempatan baik untuk memperkenalkan komunitas menulis saya melalui media cetak.

Kesempatan datang saat salah satu reporter media cetak koran Sindo mengutarakan ingin mewawancara saya sebagai wakil komunitas  The Hermes.

 tweetpic via @captainnugros

Friday, June 18, 2010

Ayo Sekolah

13 Juli 2009

Hari ini adalah hari pertama dimulainya kegiatan belajar mengajar tahun ajaran 2009-2010

Dua hal yang ingin aku ceritakan soal sekolah

Thursday, June 17, 2010

Doa Mengasihi

Aku minta Tuhan menyingkirkan deritaku, Tuhan menjawab:
"Tidak! Itu bukan untuk Ku singkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya. "

Aku minta Tuhan menyempurnakan kecacatanku, Tuhan menjawab:
"Tidak! Jiwa itu sempurna, badan hanyalah sementara"

Tuesday, June 15, 2010

Babyboss- Writing Experience

Buat teman-teman yang pecinta desain grafis pasti sudah kenal dengan nama Babyboss . Yap, majalah anaknya Concept ini diterbitkan oleh Concept Media dan digarap oleh WeLikeRock studio.


Sekarang majalah ini sudah terbit sampai edisi ke #13 di Volume 3.
Kenapa  saya mengulik sedikit soal majalah ini?

Sayang di Belakang

http://www.flickr.com/photos/vlijtigliesje/525389360/

"Dua ya bang."

"Iya neng."

Gadis itu melepas helm dan slayernya lalu duduk di atas trotoar. Ia memandangi jalan raya dan meluruskan kakinya.


"Neng, make telor apa?"

"Mmm, ayam satu. Mas apa?" tanyanya

"Bebek satu bang." sahut laki-laki yang datang bersamanya.

Aku mulai menyiapkan pesanan mereka. Sambil membelakangi keduanya aku mengipas tungku kecil dihadapanku, membuat api.

Tulang Rusuk







'Hati2 tulang rusukku'
14.06.2010 06.26pm


Begitu bunyi pesan singkatmu.








http://farrosih.blogspot.com/2009/07 

Monday, June 14, 2010

Api Cemburu

 zidaburika.wordpress.com/2009/02...lah-api/
Mobil sedan hitam berkaca gelap itu memasuki pelataran SPBU menuju antrian. Aku melirik sekilas karena mobil sedan hitam itu menarik perhatian. Meski berwarna hitam, tapi bodinya terlihat sangat kinclong. Mungkin yang punya baru saja membawa mobilnya itu keluar dari salon mobil.

Tanganku masih memegang nozzles selang di inlet mobil warna putih didepanku. Setelah meteran pengukur berhenti di angka 5.00, kuangkat nozzles dari lubang inlet. Menutupnya, dan menggantungkan selang di sisi mesin dispenser. Menerima uang dari si empunya mobil, dan tersenyum menerima antrian berikutnya.

"Selamat siang."

Kaca jendela terbuka otomatis dari dalam. Sosok tampan di dalam mobil tengah melepas kacamata hitamnya dan menjawab sapaanku. "Siang."

Spekta, Sepakat?

Berbaik hati salah satu  teman The Hermes berbagi tiket nonton Spekta Indonesian Idol Sabtu kemarin. Ada 10 Tiket di tangan saya dan saya bagikan ke teman-teman The Hermes yang lain. 

Di hari H, ternyata kami cuma berempat menonton acara itu. sempat ragu akankah seru hanya berempat? Akhirnya  berangkat juga meski langit mendung sempat hujan. Saya sempat ngetwit bahwa langit kompak sekali dengan hati saya. Mendung-Sedih, Hujan- Menangis, Berawan-Kalem. 




Wednesday, June 09, 2010

[info] Kolaborasi 100 Penulis Jaringan Penulis Indonesia

Setelah sukses membuat Antologi Puisi dan Cerpen SEBILAH SAYAP BIDADARI,
Jaringan Penulis Indonesia kembali mengajak untuk membuat sebuah Kolaborasi yang lebih mengguncang lagi. Kolaborasi 100 Penulis...

Monday, May 31, 2010

Dia Mencintaiku, dan Dia (Juga) Menduakanku


Kata bapak-bapak itu, pernikahan adalah satu paket. Terimalah kekurangan pasangan seperti kamu menerima kelebihannya dengan sukacita.

Bapak ini sudah terlalu tua untuk memberi petuah seperti itu. Dia pikir sekarang jamannya dia muda dulu? Dimana remaja yang beranjak dewasa seperti aku ini patuh dan taat begitu saja pada orangtua dan tak berani berpendapat.

Thursday, May 27, 2010

Friend Request


"Hey!!"

"Eh.. mbak! Apa kabar?" tanyanya sambil menjabat tanganku.

"Baik.. Wah sukses banget sekarang uda ngelatih ampe luar negeri..."

Dia tersenyum "Bisa aja mbak kamu..."

"Eh sorry ya aku buru-buru..."

"Monggo-monggo..."

"Ntar ketemu lagi di dalam.. Kamu duduk dimana?"

"VIP mbak..."

Wednesday, May 26, 2010

Random Tag




Reza tagged you in the note Lelucon Yang Tidak Lucu (Lagi). 9:10pm

Satu notifikasi kuterima di pojok kiri monitorku.

Segera aku mengklik notifikasi tersebut dan membaca cerita pendek yang ditulisnya.

Seperti biasa, aku selalu tersenyum membaca karya fiksinya. Emm entahlah ini fiksi atau bukan, karena nampak nyata alurnya. Tapi sudahlah, yang penting ia berkarya dan aku tak dilupakan untuk di-tag.

***

Tuesday, May 25, 2010

101 Kisah Lavatory- Maskara Luntur

“Iya bu.” Aku pasrah berbalik badan menghadap ke arahnya.
“Nasi uduk satu pake telor aja ya.” ucapnya sambil menyerahkan uang padaku.
***
wildgoddess.wordpress.com
wildgoddess.wordpress.com
Dua plastik bungkusan nasi uduk sudah ditanganku. Saatnya mengantarkan langsung pada Bos dan mbak Maskara.
Aku menyiapkan piring beserta sendok dan garpu Sebenarnya ini bukan kerjaan utamaku, hanya saja aku sering dengan sukarela membantu, lagipula aku mendapatkan tips dari pekerjaan tambahan ini.
“Heh!”
Aku dikagetkan oleh suara yang tak asing bagiku. Suara pacarku. Kami seumuran dan satu pekerjaan. Kurasa dia baru menyelesaikan membersihkan kaca di sisi ruangan keuangan.

Monday, May 24, 2010

Korelasi Kopi


Korelasi Kopi
Share


Aku berkaca, bersiap-siap untuk segera meninggalkan rumah petak ini.

"Woi! Uda rapi aja lo?"

"Berisik amat ya? Keburu malem! Gue mo nemuin cem-ceman gue di taman!"

"Ngimpi kali! Kagak pantes lo mah punya gacoan kaya Mbak-mbak itu."

"Sirik lo ah." Kuletakkan sisir yang kupegang dan bergegas. Aku tak lagi menghiraukan ocehan teman kontrakanku yang masih mengejekku.

Kami tinggal di kontrakan rumah petak di kawasan Cikini. Aku tinggal bersama 3 orang temanku yang lain. Kami berasal dari daerah yang sama, Kuningan Jawa Barat. Mencoba mengadu keberuntungan di Jakarta.

:::
Aku sudah tiba di taman yang tadi kubicarakan dengan teman kontrakkanku. Sebuah taman di bilangan Menteng.Aku menyusuri jalan-jalan setapak di dalam taman ini sambil sesekali menyeka keringat yang mengalir di pelipisku. Taman ini cukup luas, butuh ketelitian untuk mencari sosok si Mbak itu.

Mmm dimana ya dia? Kurasa aku belum telat. Ini waktunya orang mulai pulang dari kantor. Tepat saat matahari meninggalkan langit diganti oleh kehadiran bintang dan bulan. Peluhku sudah mengering terkena hembusan angin malam yang mulai mendominasi.

Sambil terus memasang mata dengan jeli, aku memutari taman ini. Kali ini aku melintasi tempat dimana dulu sempat diletakkan patung Obama. Ah, itu dia, sosok perempuan manis berkacamata tengah duduk bersantai dengan laptopnya di bangku taman.

Kring... kring...kring
Kubunyikan bel sepeda yang sedari tadi kukayuh untuk menyapanya.

Dia melirik kearahku yang sudah berada tepat dihadapannya. Lalu tersenyum. Sangat manis.

"Sudah lama mbak?" tegurku.

"Eh elo. Lumayan juga."

Aku menyenderkan sepedaku pada tiang lampu taman. Sedikit grogi, ini kali kedua aku menyapanya dari sekian puluh kali melihat dan mengaguminya dari kejauhan. Aku memang berpenampilan biasa, mengenakan kaos dan celana jeans, sendal jepit dan rambut yang kubentuk ala vokalis Kangen Band.

"Rambut lo semakin lucu ajah!" komentarnya.

Aku tertunduk, baru kali ini ada orang memperhatikan aku dan berkomentar lucu pada rambutku. Biasanya abang-abang satpol PP itu suka mengataiku Andika jadi-jadian karena gaya rambut yang memang mirip dengan pentolan Kangen Band itu.

Aku hanya tersenyum dan tetap berdiri disamping sepeda usangku. Sepeda yang selama ini menemaniku kemanapun aku pergi. Menemaniku mencari rejeki.

"Senyam-senyum aja lo."

"Hehe.. abis bingung mbak."

"Minta api dong.."

Dengan sigap kuambil korek api yang memang aku siapkan di keranjang depan sepedaku bersama dengan kotak-kotak rokok.

Seaat si mbak yang tadinya manis ini berubah sedikit maskulin dengan cara dia merokok. Aku sedikit terkejut, karena baru kali ini aku melihat dia merokok. Ah, itu tak penting. Yang penting aku bersamanya, menikmati keindahan wajahnya dari dekat.

"Lagi ngapain sih mbak?" tanyaku

Si mbak ini bisa melakukan beberapa hal sekaligus. Sambil merokok, ia tak melepaskan pandangannya dari layar laptopnya.

"Lagi browsing."

"Ha?Bro apa mbak?" tanyaku lagi.

"Browsing... ini lho main internet."

"Oo..." aku mengangguk.

Aku bukan orang berada yang familiar dengan laptop, apalagi menghabiskan waktu dengan internet. Aku hanya sering melihat orang-orang yang hidup di kota metropolitan ini melakukan kebiasaan tersebut. Menenteng laptop dimanapun kapanpun. Dan hanya mendengar obrolan-obrolan para pekerja soal laptop dan internet.

"Kopi dong..." pinta si mbak ini.

Aku mengangguk. Kusiapkan gelas plastik dari sepedaku, kubuka satu sachet kopi hitam dan kutuang kedalamnya. Lalu kuseduh dengan air panas dari termos yang berada di boncengan sepedaku dan kuaduk. Tak lama segelas kopi hitam untuknya sudah siap tersaji.

"Makasih." katanya.

Aku mengangguk lagi dan kembali mendekati sepedaku.

Si mbak tampak resah melihat jam tangannya berkali-kali disela kegiatannya menatap layar laptop yang dipangkunya.

"Kok gelisah mbak?"

"Iya, lagi ada yang ditunggu."

"Oo..."

Dan dia kembali berkutat dengan laptopnya.

"Oya nih, ntar keburu lupa." ia menyerahkan uang untuk membayar.

Aku mendekatinya untuk mengambil dan memberanikan diri duduk disampingnya. Dia menggeser bokokngnya untuk memberiku ruang untuk duduk.

Aku memperhatikan layar laptopnya smabil memasukkan uang ke dalam saku. Apa sih yang ia baca? Terbaca olehku tulisan dengan bentuk simple dan berwarna berbunyi 'SepociKopi'. Letaknya besar di paling atas. Mmm mungkin itu semacam judul besar bacaan si mbak ini ya, pikirku.

"Itu mbak yang namanya internet?" tanyaku penasaran.

"Yap. Gue lagi baca majalah online. Tadinya gue mau nulis, tapi masih gak konsen nih nungguin dia. Bawaan gue khawatir kok gak dateng-dateng."

"Ooo..." aku melongo. Majalah online? Ya ya ya kuanggap aku mengerti yang ia bicarakan, mungkin semacam majalah yang biasa teman kontrakkanku jual di pagi hari. Unik juga judulnya majalahnya SepociKopi. Aku tertawa kecil.

"Hai!!!"

Tiba-tiba terdengar suara perempuan berteriak mendekat pada kami. O, ini rupanya orang yang ditunggu si mbak ini daritadi. Eh, dia mbak-mbak juga bukan ya? Tampilannya kok kaya laki? Tapi suaranya cewek. Tomboy juga si mbak yang baru datang ini. Aku menyimpulkan sendiri apa yang aku lihat.

Mereka mendekat, berpelukan. Lalu, lho? Kenapa bibir mereka bertemu?

Mereka larut dalam pembicaraan yang heboh. Aku perlahan beranjak dari bangku taman menuju sepedaku. Kukayuh sepedaku menjauh dari mereka. Aku tak mengerti dengan apa yang kusaksikan barusan. Aku membisu, seperti segelas kopi dan judul sepoci kopi yang turut menyaksikan kejadian itu.

***

Lantai 31
10:07 am

Terinspirasi Penjual kopi sepeda di Jakarta Pusat dan komen Ciko soal Hawa, googling, menemukan: sepocikopi.com

Sunday, May 23, 2010

Menunggumu Laki-laki

"Sudah lama?"

"Hei, baru saja kok." aku menjawab sambil tergesa menyingkirkan dua gelas diatas meja.

"Robi." ia mengulurkan tangannya.

"Vera." aku menjabatnya.

Dia menggeret kursi dan duduk dihadapanku. Tangannya dengan sigap meraih buku menu, melihat-lihat daftar menu lalu  memanggil pelayan.

Aku merapikan rambutku dengan jemari tangan, semoga rambut ini masih terlihat cantik. Semoga lipstik ini masih bagus terlihat meski aku sudah menegak gelas ketiga selama menunggu.

Ia memesan makanan kesukaannya. Dan mengalilhkan pandangannya padaku saat pelayan telah meninggalkan meja.

"Kamu cantik."

Aku tersenyum meraih gelas ketigaku.

"Jauh lebih cantik dari di foto." lanjutnya.

Aku tersipu dan menggenggam gelas dengan tanganku. Sengaja kupamerkan padanya, tangan yang menyajikan jemari  lentik berwarna senada dengan lipstikku .

"Hey kukumu apalagi... cantik banget. Iri deh."

"Ah, bisa aja." aku tak tahu harus menanggapi apa, mungkin wajahku sudah memerah saat ini. Merona senada dengan warna cat kuku dan lipstikku.

Dia tertawa kecil dan mengeluarkan telepon genggamnya dari dalam saku celana. Sepertinya ada pesan masuk dan mimiknya sangat serius saat membaca dan mengetik balasan pesan singkat tersebut.

Kesempatan aku membenarkan posisi bajuku saat dia tak memperhatikanku.
Kubenarkan sedikit posisi tali bajuku. Dress casual corak etnik dengan tali berwarna kelabu ini kuharap bisa menarik perhatian dia.

Dia telah selesai dengan telepon genggamnya dan meletakkannya tepat disamping asbak. Asbak yang sudah penuh dengan abu selama aku menunggunya lebih dari 1 jam.

"Habis berapa batang?" tanyanya

Uh, mengapa harus meletakkan teleponnya disamping asbak itu sih? Aku kesal harus menjawab pertanyaan menjurusnya tentang bukti-bukti bahwa aku tak sebentar menunggunya disini.

"Baru beberapa kok." aku menjawab sekenanya dan menyingkirkan kotak rokokku agar tak mengundang pertanyaan lagi darinya.

Kami berdiam sesaat, dia nampak memperhatikan orang yang berlalu-lalang di luar restoran ini. Diluar cuaca sedang tidak cerah. Jalan tampak basah. Aku menunggunya sejak matahari maish terlihat hingga hilang digantikan awan tebal yang membawa hujan.

Lagi-lagi ia meraih telepon genggamnya, dan kembali berada di dunianya sendiri mengabaikan aku.

Aku memainkan jari-jariku tepat didepan daguku. Yang kulakukan hanya berusaha menarik perhatiannya. Dan berharap ia membahas baju yang kukenakan. Please... dress sedikit terbuka ini cukup menggoda bukan?

"Eh..."

"Ya?"

"Baju kamu lucu..."

Akhirnya ia memuji juga. "Oya? "

"Iyap!" Ia mengangguk mantap. Matanya memandangi area bahu dan dadaku. "Warnanya pas banget ama kulitmu."

Aku tertawa kecil.

"Kamu kelihatan seksi dengan bahu yang terbuka gitu lho..."

Aku tersenyum, malu. Yes... itu yang kuharapkan. Tak sia-sia menunggumu lama, tapi aku mendapatkan pujian dan berhasil menarik perhatiannya.

Lagi-lagi ia kembali berkutat dengan telepon genggamnya. Sementara aku mencoba menyisir rambutku lagi dengan jari-jariku.

"Sudah habis dua gelas?" tanyanya sambil meletakkan kembali telepon genggamnya di meja.

Sial! Dia memperhatikan juga dua gelas diatas meja ini dan satu gelas yang kugenggam sedari tadi. Aku mengangguk.

"Sudah lama ya menungguku?"

"Ah enggak kok." jawabku berbohong. "Ennggg... itu tadi ada teman mampir." semoga muka ini tak terlihat berbohong. Ia menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Dasar perempuan, mengorbankan  perasaan demi menjaga perasaan  lawan jenisnya. Mana ada menunggu sebentar menghabiskan es teh di gelas ketiga? Kecuali aku baru maraton keliling kota!

Ini pertemuan yang sudah lama kuidamkan. Bertemu dengannya yang sudah lama kukenal lewat dunia maya. Dan dia sangat tampan sama seperti fotonya. Putih, tinggi, sangat harum, rapi sekali. Semoga aku memberikan kesan pertama yang elegan padanya.

Baju, sepatu, tas, rambut, make-up hingga cat kuku semua kupersiapkan jauh-jauh hari. Aku rasa aku sudah sangat sempurna sebagai wanita idaman saat ditemuinya di dunia nyata. Dan berharap ini awal yang baik untuk mengenal lebih dekat satu sama lain.

"Pinjam koreknya dong..."

"Owh, boleh..." kukeluarkan korek api dari dalam tasku.

Ia meraihnya dariku, sekilas tangannya menyentuh jemariku. Tangannya begitu halus. Aku gugup.

Rokoknya sudah menyala dan ia mulai menghembuskan asap keatas. Diletakkannya kotak rokok mentholnya tepat disamping telepon genggamnya yang bergetar lagi.

Aku memainkan ujung rambutku yang terurai seraya memperhatikannya membalas pesan melalui telepon genggamnya. Laki-laki yang sangat tampan ini idaman semua wanita kurasa.

"Ah akhirnya.. datang juga!" serunya.

Bagus, tampaknya pelayan sudah datang dari belakangku membawakan pesanannya. Kupastikan sambil menyantap pesanannya obrolan kami bisa lebih mencair.

Ia berdiri mengangkat bokongnya dari tempat duduk.

Mengapa menyambut pesanan yang dibawakan pelayan harus dengan berdiri? Aku merasa janggal dan menoleh.

Ia pun mengambil alih pembicaraan, "Vera, kenalkan ini Adam. Adam, ini Vera teman chat yang aku ceritakan itu lho sayang."

***
Draft dibuat waktu nungguin #hermesian kumpul di Plangi tadi siang
23 Mei 2010

Menunggu itu sudah membosankan berbuntut tidak menyenangkan pulak ya terkadang! :)