Wednesday, March 26, 2014

#Pemilu2014: Orang Pintar Pilih Siapa?

"Mbak, Pemilu nanti mau milih siapa?"

Tiba-tiba driver Taxi yang lagi saya tumpangi bertanya.

"Mmm... siapa ya...?"

Saya menjawab tidak pasti.

"Saya bingung mbak, mau milih siapa. Jokowi kok bohong ya mbak. Kalo SBY, saya kuapok milih dia."

Saya hanya terkekeh mendengar celotehan si bapak driver ini.

"Jadi mbak mau milih siapa dong?"

"Nggak tahu pak..."

"Wah mbak ajah yang orang pinter nggak tahu mau milih siapa, apalagi orang bodo kayak saya. Bingung mbak saya jadi rakyat."

JLEB.

Lalu saya merenung-renung. Belakangan menjelang Pemilu Legislatif 2014, lingkungan saya sudah mulai marak dengan sampah visual poster-poster muka orang-orang yang saya tidak tahu apa latar belakang pendidikannya, apa profesinya, bagaimana kompetensinya. Mungkin yang bisa saya sedikit menuduh tahu adalah bila poster orang yang mengaku Caleg itu terpasang di mobil, berarti cukup punya modal. Kalau yang hanya fotokopian hitam putih ditempel di pohon , mungkin kurang modal.

Selain itu, friend circle saya di dunia maya pun mulai bersuara. Ada yang pro ke salah satu capres, ada yang kontra dengan salah satu partai, ada yang merasa kecewa karena dibohongi, dan masih banyak lagi.

Dari sekian banyak, yang paling banyak saya temui yang ingin Golput saja. Sedih.
Saya pernah menulis status di Path dan Facebook: 
Gimana Caleg bisa menyuarakan visi misinya? Gimana rakyat yg mau milih tau kompetensi Caleg?
Duh.
Kudunya medianya tak hanya sekedar poster/baliho/spanduk dgn foto wajah caleg dilengkapi kotak kotak dan nomor urut plus gbr paku nyoblos.
Seandainya media mainstream memberi ruang GRATIS buat para Caleg utk eksis sekedar ngenalin diri.
Kontestan ajang pencarian bakat aja dikasih kesempatan kasih unjuk kehebatannya. Lalu pemirsa boleh memilih pada siapa dukungan diberikan.

Apalagi utk milih wakil rakyat?! Kudunya ya ada ruang yg sama bagi siapapun caleg dong ya? Bkn cm yg punya uang yg bisa dikenal.

Masak gue lebih semangat vote Indonesian Idol drpd Pemilu?!

Apalagi utk milih wakil rakyat?! Kudunya ya ada ruang yg sama bagi siapapun caleg dong ya? Bkn cm yg punya uang yg bisa dikenal.
Masak gue lebih semangat vote Indonesian Idol drpd Pemilu?!

Setuju nggak?

Belum terlambat sih untuk kenal lebih dekat dengan Calon Anggota Legislatif yang akan kamu pilih di tanggal 9 April nanti. Bisa cek profil CALEG di laman ini>

Monday, March 24, 2014

Menapaki Sisi Jalanan di Kota Jakarta

Sejak tinggal di Jakarta tahun 2008, sampai sekarang, saya masih menjadi seorang pejalan kaki atau pengguna public transport. Dulu saya pernah menulis tentang 'Hak Pejalan Kaki' dan masuk di antalogi "Jakarta Banget " yang diterbitkan oleh Rotary Batavia.

Kadang geram bila trotoar yang harusnya bisa membuat kita nyaman untk berjalan tiba-tiba diganggu oleh kehadiran kendaraan roda dua yang melintas di atas trotoar. Alasan mereka jelas, biar lebih cepat nyelip nyelip daripada harus antri macet di jalan.

atau saat lagi asyik berjalan tiba-tiba, trotoar terhadang oleh kendaraan roda empat yang parkir menggunakan badan trotoar. So sad. Tapi begitulah faktanya.

Jakarta bagian mana sih yang trotoarnya sudah benar-benar steril digunakan oleh hanya pejalan kaki saja?

Mengenaskan lagi bila kita berjalan di kawasan Kemang. Bila beruntung , kamu bisa jalan di atas trotoar, tapi kebanyakan ruas jalannya tidak memiliki trotoar.

Yuk, peduli untuk hak pejalan kaki, cara paling mudah tandatangani petisi bersama untuk perubahan!

Saya baru saja menandatangani petisi 
"Joko Widodo: BERJUANGLAH UNTUK HAK PEJALAN KAKI!" di safesteps.org

Petisi ini penting. Maukah Anda menandatanganinya juga? 

Klik bagian SUPPORT US untuk tandatangan petisi ini.

Monday, March 17, 2014

Ngebet Kopdar Maret! #SMSCHore Meet Up Maret

Ini postingan pertama gue tentang #SMSCHore. 

Well, SMSC itu kepanjangannya adalah Social Media Strategist Club Indonesia. Grup ini menggunakan platform Group di Facebook, dan limited acsess. Alias, setiap yang mau join ke grup harus melalui approval Moderatornya.

Bermula dari mungkin obrolan ringan dari Kaka-kakak Momod Dimas Novriandi, Tahkta Pandu, Pitra dan Alderina tentang kegalauan saat di tahun 2011 yang namanya Digital dan Social Media di Indonesia mulai menggeliat, akhirnya dibentuklah grup tersebut. 

SMSC  sudah mulai dibentuk sejak tahun 2012. Dimulai dari gagasan moderator untuk mewadahi teman-teman yang memiliki profesi dan penggiat di dunia Social Media dan Digital Indonesia.
Sejak pertengahan 2012, SMSC mulai rutin mengadakan kopdar. Acara kopdar biasanya dilakukan untuk berkumpul dan bertukar cerita juga pikiran ttg seputar dunia digital & socmed.

Mulai 2013, SMSC menunjuk co-moderator untuk membantu pengadaan Meet up yang rutin diadakan dua bulan sekali. Meet up biasanya dihadiri sekitar 75-150 orang. Acara berupa diskusi tentang tema tertentu yang sudah ditentukan oleh momod&comod. Biasanya momod&comod akan menghadirkan 2-3 speaker yang expert di bidang tema yang diangkat.

Bulan Maret ini adalah Meet Up kedua di tahun 2014. Yap, saya masih menjadi Co-Mod Event. Details: Profil komunitas SMSC (https://www.facebook.com/groups/Social.Media.Strategist/).


Thursday, March 13, 2014

Bahagia Menuju Wisuda!


Kali ini pengen berbagi kebahagiaan sedikit nih... Kalau teman-teman nyimak di Facebook atau Twitter saya, pasti tahu bahwa 1,5 tahun terakhir saya berantem dengan kemalasan demi menyelesaikan Tesis saya. Bukan hal yang mudah memang buat sebagian orang , termasuk saya, harus membagi waktunya antara bekerja dan kuliah (lagi). Tapi itu sudah jadi konsekuensi saya.

Ya, sejak punya keputusan untuk kembali ke kampus, dan belajar di Magister Komunikasi, saya sudah tahu saya akan tiba di penghujung masa studi dan harus menyelesaikan Tesis untuk gelar S2.

Meski sudah memulai dari semester 3, tetap saja terasa berat untuk menyingkirkan kemalasan dan mengubahnya menjadi ketekunan untuk mengetik tesis. Kepala rasanya penuh dengan kemauan, tapi kenyataannya menunda adalah satu hal yang paling sering saya lakukan. Hehehehe.

Tapi masa-masa itu sudah berlalu, dan puas memang saat melihat transformasi draft tesis saya yang mulai dari hanya bentuk lembaran-lembaran Bab 1 penuh coretan dosen, lalu bertambah tebal saat memasuki Bab 2, begitu seterusnya hingga Bab 5. Apalagi kalo inget pas selesai sidang... Hahaha saya menangis saking terharunya. (Ini agak lebay emang, tapi ya gitu adanya :P )


Setelah melewati rangkaian urusan revisi dan administrasi yang agak bikin pusing kepala, tiba juga waktunya untuk siap-siap seremoni Wisuda. Hahaha ini nggak seheboh wisuda S1 sih pastinya. Tapi tetap ada perasaan senang karena bis awisuda bersamaan dengan teman-teman seangkatan. Mereka orang-orang hebat juga dengan profesinya sekarang yang super sibuk dan masih meluangkan otaknya untuk diisi ilmu lagi. Salut.