Monday, April 21, 2014

Kecewa di Hari Pemilu Legislatif

Berikut kumpulan tweet saya tentang kejadian di tanggal 9 April 2014 lalu.

Oiya saya ntar mau cerita ttg kegagalan saya menggunakan hak suara saya ah . #PolitikJujur
Cerita dikit pengalaman hari ini semangat memilih yang pupus seketika.
KTP saya KTP Jogja, memang belum KTP DKI/Banten, sementara saya kerja di Jkt dan tinggal di Tangsel.
Tadinya niat mau mudik #PemiluLegislatif2014, tapi Sabtu ini ada prosesi wisuda, & ditambah info bahwa skrg bs kok nyoblos dmn aja jd urung
Urung mudik ye maksudnya :D
Jadilah bbrp hari lalu Surat Panggilan model C6, dikirim lewat pos oleh bapak di Jogja, buat saya gunakan hari ini.
Bertanya dan cari tahu sana-sini, info yang saya dpt, dtglah ke TPS terdekat tunjukkan C6 dan KTP asli, maka kamu bisa nyoblos
PD banget lah saya nggak dobel cek lagi ke RT/Kelurahan. Lagian kalau saya pergi kerja, kantor Kelurahan blm buka juga :|
Sekitar jam 10.30 saya tiba di TPS 54 Ciputat Timur Tangsel. Pak RT yang ada disitu, menolak. Saya harus ke Kelurahan melapor. #PolitikJujur
Pergilah saya ke Kelurahan, menemui Petugas KPPS, Menceritakan semuanya.
Responnya "Tidak bisa bu, harus ada A5 dulu dr Jogja"
Sebelumnya, saya dioper sampai ke 3 orang untuk dpt penjelasan yang clear ttg hak suara saya. *meski ga clear juga* 
Saya kekeuh coba mengutarakan bahwa, bisa kok pak, saya kan bawa KTP asli dan punya C6 sbg bukti dpt panggilan utk ke TPS.
Tapi saya malah disalahkan, kenapa saya nggak urus A5 dulu di Jogja. Atau urus di KPU Pamulang di H-10? #PolitikJujur

Mau nangis sih rasanya. Kok petugas KPPS ini gak bisa kasih solusi sih? Saya mau make hak suara saya. 

Jwbn tetap nggak bisa, krn ibu tdk punya A5. Pdhl info yg saya dpt, last minute masih bs make hak suara, kalo surat suara sisa

Oiya satu lg saya dipojokkan dgn statement "KTP setempat bu...bukan KTP daerah" waktu kekeuh C6+KTP Jogja ttp bs milih.

Saya tanya terakhir kali "jadi saya ga bisa nih pak mo milih?" . Jawabnya "enggak bu. Syg bgt ya bu". Ngok. #PolitikJujur

Jadilah tangan saya bersih dari tinta hari ini . Malu lho saya di jln klo liat ato papasan dgn yg pd bertinta jarinya.

Sumpah saya ga niat golput! :( #politikjujur

Bbrp tmn blg. Harusnya gue bs ttp milih nunggu TPS jelang tutup. Tapi gue cm bs pilih DPRRI. Gue keilangan suara utk DPRD. #politikjujur

Sayang bgt gue uda perjalanan ke kantor utk pantau quick count waktu dpt inpo itu.
Jadi yang ga clear dpt info itu saya, pak RT, TPS, Petugas KPPS?


 

Thursday, April 03, 2014

Presiden Idaman, bukan yang Pencitraan

Dulu saya nggak peduli dengan #Politik. Tapi sejak 2009 masuk ke dunia kerja media, mau nggak mau, saya jadi punya perhatian dengan Politik. Terlebih saat baru nyemplung di dunia media, pas banget di tahun pesta demokrasi.


Yang saya ingat saat itu adalah, saya 'terhipnotis' dengan bungkusan pencitraan si bapak (Yeah, bapak yang terpilih dan menjabat hingga kini) lewat pendekatannya dengan rakyat melalui situsnya. Di tahun 2009, situs yang mempertemukan para fans berat si bapak itu terlihat HEBAT lho. Kalo tahun sekarang sih, website kayak gitu udah jadi hal biasa. Oiya satu lagi, campaign si bapak saat itu kan 'sedikit mencontek' cara Obama di pemilihan presiden AS.

Semakin kesini saya semakin sadar, terlebih saat saya belajar Komunikasi di bangku kuliah Magister. Bahkan jurusan Politik, khusus lho belajarnya. Meski saya nggak menyelami jurusan Politik, tapi satu-dua teori yang mendasari komunikasi Politik, sempat saya ketahui.

Mungkin susah ya bisa mencapai sebuah #PolitikJujur , karena rakyat dikelabui dengan dramaturgi juga agenda setting. Bagaimana seorang tokoh politik dapat dibungkus rapi dan terciptalah pencitraan yang baik di masyarakat. 

Trus, masih maukah dipimpin oleh Presiden yang lahir dari proses pencitraan?

Bercermin dari kinerja 5 tahun ini, rasa-rasanya hampir semua rakyat sekarang menyatakan kecewa, bahkan kapok memilih si bapak lagi. :)

Menuju Pemilu, nama paling heits untuk Capres siapa dong? Menurut sekian banyak survei  popularitas Jokowi memang sedang melambung. Tapi.. survei versi siapa nih? Benarkah survei itu mewakili suara rakyat?

Sejak Jokowi diumumkan maju ke bursa pencalonan Presiden, tidak sedikit lho yang kecewa. Karena menyayangkan kenapa harus terburu-buru menuju ke kursi nomor satu di Indonesua? Bukankah lebih baik bila apa yang diprogramkan untuk Jakarta dituntaskan dulu?

Mengutip dari salah satu artikel yang saya baca hari ini, ada 41% kaum profesional di Jakarta   yang keberatan dengan keputusan Jokowi maju mencalonkan diri sbg Presiden. Ya 41% itu mewakili suara warga Jakarta yang bersiap ditinggalkan.
Kaum profesional Jakarta yang sebelumnya memiliki harapan akan kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ternyata tidak senang mantan wali kota Solo itu mencalonkan diri jadi calon presiden (capres). Sebanyak 41 persen kaum profesional di Ibu Kota menurut survei dari Populi Center menyesalkan Jokowi bakal "meninggalkan" Jakarta. (Beritasatu, 3 April 2014)

Picture: Investor.co.id
Jadi timbul pertanyaan.. ini kemauan seorang pemimpin? Atau kemauan kepentingan golongan yaitu partai??


Keputusan  Jokowi nyapres bisa menjadi bumerang. Ya karena kehilangan simpati dari masyarakat yg awalnya berharap ia dapat memimpin Jakarta dan menyelesaikan masa jabatannya sehingga hasilnya juga dirasakan  warga. Mengutip dari salah satu tulisan di media, masyarakat sudah mulai jenuh dengan pemberitaan Jokowi. Terlebih paska deklarasi, grafik elektabilitasnya justru menurun.

Selain itu, di salah satu artikel di media mengatakan bahwa, sosok Jokowi tidak seimbang dengan 'citra' PDI-P. Dimana rakyat banyak sekali yang mendukung Jokowi, namun simpatik tersebut bertolak belakang kepada partai yang mengusungnya.
"Citra Jokowi jauh lebih positif dari PDI-P sehingga pemilih Jokowi belum otomatis adalah pemilih PDI-P. Wajar kemudian kalau muncul fenomena 'Jokowi Yes, PDI-P No'," kata Hendri, Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina. (Kompas, 3 April 2014)
Jika ingin yakin maju di bursa Capres, idealnya, citra Jokowi dan PDI-P harus disamakan. Gimana caranya? Ya penyetaraan komunikasi politik yang sama untuk semua kader dan caleg mendekati, Jokowi.

Well, ini suara hati saya... saya ingin Jokowi menjadi presiden yang bukan karbitan pencitraan partai.   

Tuntaskan dulu semua program kerja di kursi DKI 1.. saat tiba waktunya saya yakin Jokowi akan menjadi RI 1 idaman bagi rakyat.

Setuju?

Tuesday, April 01, 2014

Jokowi Stay For JKT atau #JKW4P?

Judulnya bukan mendadak dangdut, tapi  #MendadakPolitik.

Masih inget percakapan saya dengan driver taxi beberapa waktu lalu? Ya, percakapan singkat tentang mau milih siapa untuk jadi Presiden.

Si driver bilang kalau sebagai rakyat kecil dia bingung mau milih siapa. Yang menggelitik saya, dia merasa dibohongi dengan Jokowi. Kala itu memang baru beberapa hari setelah Deklarasi Jokowi diajukan sebagai Capres dari PDIP.

Sebegitunya ya, seorang rakyat merasa 'dibohongi' oleh pemimpin. Padahal kenal dekat pun tidak lho. Namun si driver ini nampaknya menaruh harapan penuh terhadap Jokowi saat ia hijrah dari Solo dan memimpin DKI Jakarta. Tapi... harapnnya kandas saat mendengar berita pencalonan Jokowi sebagai Presiden di Pemilu mendatang.

Lain waktu, saya justru melontarkan pertanyaan serupa ke seorang teman saya. "Apa pendapat lo tentang pencalonan Jokowi sebagai Capres?" . Saat itu dia mengatakan, "Gue gak paham sih apa visi misi Jokowi untuk lingkup negara Indonesia. Beda dengan capres lainnya yang gue rasa uda tahu bakal ngebawa Indonesia kemana."


Saya pribadi menaruh simpati dengan sosok Jokowi. Saat Jokowi mulai memimpin DKI Jakarta, saya semakin semangat dan percaya Jokowi bisa membawa perubahan lebih baik. Tapi...Entah apa saya terpengaruh terpaan media yang mengemas pencitraan beliau dengan rapi? Mungkin, bisa jadi demikian.

Belum lagi berita-berita yang merilis hasil-hasil survey tentang Capres dan memasukkan nama Jokowi di dalma daftar...Hasilnya, ya  popularitasnya semakin menanjak. Judul-judul pemberitaannya pun sangat mendrive orang untuk ingin tahu, sebutlah Jokowi-Jusuf Kalla Raih Presentase Tertinggi di Survey Media Sosial , IRC: Jokowi Teratas, Wiranto dan Prabowo Menguntit , Indeks Kepemimpinan Jokowi Paling Tinggi , Jokowi Diibaratkan Seperti Lionel Messi ... Alhasil seluruh Indonesia bahkan dunia pun tahu Jokowi!

Dan... sampailah di titik PDIP mengumumkan Jokowi maju untuk Pemilihan Presiden di Pemilu 2014. Saya patah hati. :(
Nampaknya ada yang salah di sini. Kemarin saya membaca tulisan teman saya tentang logika survei , ia menjabarkan bahwa:
Menjelang pemilu, survei jadi salah satu instrument baru. Karena muncul sebagai instrument, ia dipaksa hadir untuk melengkapi drama politk. Alasannya juga masuk akal, supaya bisa memetakan kecondongan pilihan para pemilih untuk meramaikan pemilu sebagai momen demokrasi. Hal ini juga bisa dijadikan alat baca kontesk untuk menyiapkan atau memperbaiki strategi. Bahkan, survei bisa menggerus kekuatan kompetitor. Ibarat pisau manfaat sesungguhnya survei berada di tangan user. Lho kok?! Memang, metodologi survei adalah metodologi ilmiah, harusnya ini berada dalam koridor ilmiah, bukan by order atau by design.
Dan dijelaskan dalam tulisan itu  contoh-contoh rilis survei yang saya sebutkan di atas, menjdi tidak masuk akal karena Jokowi yang notabene tidak pernah menyampaikan visi misinya  kok lebih unggul dibanding nama capres yang lain?

Setiap berangkat kerja, saya melintasi jalur Lebak bulus- Fatmawati- Sudirman. Jalur dimana MRT sedang dipersiapkan untuk dibangun. Dan setiap lewat saya jadi khawatir apakah proyek ini akan tetap selesai? Atau hanya menjadi tiang-tiang Monorel seperti yang ditinggalkan pemimpin DKI sebelumnya? Bukan cuma masalah MRT sih... itu hanya salah satu wujud konkrit program yang belum selesai dan akan dihandover ke sang wakil gubernur pasti.. Tapi lebih kepada ya apakah Jokowi sudah punya visi yang cukup masif untuk Indonesia?

Lalu, saya menjadi posesif. Hehehe. Ya posesif nggak ingin Jokowi maju untuk RI-I di tahun ini.

Ternyata saya nggak sendiri. Siang ini saya bertanya melalui postingan status di FB... 
Siapa yang di sini lebih rela ‪#‎Jokowi‬ stay untuk DKI Jakarta dulu ketimbang nyapres?
‪#‎Nanya‬

dan mayoritas menginginkan Jokowi menuntaskan tugasnya di DKI dulu sebelum maju menjadi Presiden di tahun ini.

Gimana dengan kamu? :)