Wednesday, February 24, 2010

101 Kisah Lavatory - Antara Tissue dan Kertas


Aku bergegas merapikan rambutku. Iya peraturan di tempat kerja baruku ini mengharuskan rambut aku rapi tergulung ke belakang. Seragam biru donker sudah kukenakan rapi. Saatnya memulai bekerja.

Ruangan ini belum ramai, hanya dipenuhi dengan teman-teman seprofesiku. Jam dinding masih menunjukkan pukul 6 pagi lewat 15 menit. Suara penyedot debu berisik memenuhi ruangan ini. Aku berjalan ke ruangan lain yang memang menjadi tanggung jawabku.

Kubuka pintu ruangan, bau pengharum ruangan langsung menyengat hidungku.

‘ Belum saatnya diganti, ruangan ini masih wangi. Pengharumnya pasti masih penuh’ , Aku menggumam.

Ruangan ini tidak terlalu luas. Terdiri dari 4 bilik toilet, dengan 3 wastafel. Interiornya didominasi warna hitam dan abu-abu.

Aku mulai memeriksa semua kebutuhan lavatory ini. Mulai dari tissue perbilik, cairan pencuci tangan, pengering tangan, cairan flush di dalam toilet, dan tentu juga tempat sampah.

Sama dengan tempat kerjaku yang lama, semalam aku terakhir membersihkan ruang ini pada pukul 20.00. Aku mengumpulkan sampah yang didominasi tissu dari bilik satu ke bilik berikut dan mengumpulkannya menjadi satu dengan di tempat sampah dekat wastafel.

Cukup, lavatory ini sudah siap dipakai. Aku bernyanyi-nyanyi kecil sambil membawa tempat sampah besar yang menampung sampah-sampah dari tiap bilik toilet, meninggalkan ruangan ini.

Selanjutnya, sampah ini akan dijadikan satu dengan sampah-sampah lainnya. Di core dekat tangga darurat aku mengumpulkan sampah yang kubawa dengan sampah lain dari semua ruangan di lantai ini.

Saat menuang isi tempat sampah yang aku bawa, ada satu benda yang menarik perhatianku. Kertas. ya, ada kertas. Hal yang langka bagiku menemukan kertas pada tempat sampah toilet.

Bukan kertas biasa, aku mengambilnya dan membaca robekan kertas tersebut. ‘Laporan Keuangan Tahun 2009′. Kenapa lembaran dengan judul begini ada di sampah toilet? Aku sibuk bertanya-tanya.

Kreeek…
Suara pintu terdengar jelas di telingaku, mengagetkan! Dengan gugup kusimpan robekan kertas tadi kekantongku.

“Eh ibu, pagi.” Si Bos yang kentutnya bau tempo hari tiba-tiba sudah berdiri didepanku.

“Pagi.” jawabnya dingin.

“Ada yang bisa dibantu bu?”

“Kamu yang membereskan sampah di toilet semalam?”

“Engg… baru bu. baru pagi ini. Semalam terakhir jam 8 malam bu.” Aku gugup menjawab.

“Kamu nemu….” belum dia menyelesaikan kalimatnya suara handphonenya menggema di ruangan sempit ini.

“Ya, hallo!”

Aku masih diam, gugup. jangan-jangan ibu ini mencari kertas yang disakuku sekarang.

“Ya..ya… saya sudah urus itu.” Si bos berlalu meninggalkanku yang masih ketakutan setengah mati.

Fyuh aku menarik nafas, dan kembali memandangi sobekan kertas tadi.
‘Laporan Keuangan Tahun 2009′

***
GaL

Sunday, February 21, 2010

101 Kisah Lavatory- Ih, Bau Bos


Toilet Wanita Pic by GaL

“Pengen gue tampar!”

“Sabar bok.. sabar….”

Suara tangis masih menggema diruangan ini.

“Gue uda kesel banget… Kaya orang paling bener sedunia tau gak lo?”

“Iye..iye, gue ngerti, gue juga pernah kok dibuat nangis gara-gara masalah sepele. Uda tenang dulu deh… Maskara lo luntur tuh…”

“Bodo! “

“Ye… Ayo donk ntar lagi jam makan siang nih… Masak lo mo keluar makan sambil make up yang nggak jelas gitu. Malu ah.”

Kali ini air dari kran di wastafell ituh mengalir deras. Si Mbak yang tadinya mewek gara-gara si Bosnya sudah terlihat segar dalam tiga kali basuhan air.

“Misi Bu…” , aku menyela sambil menggerakkan lapku di wastafel yang telah selesai digunakannya.

“Oh, maap, silahkan mbak.” Ia bergeser mendekati rekannya.

“Nah, gitu lebih seger… Nih… touch up dulu muka lo.”

Si Mbak yang menghibur menyerahkan dompet kecil yang berisi peralatan make up. Kurasa semua karyawan wanita di kantor ini punya dompet yang sama fungsinya.

Tempat ini memang ruangan yang multifungsi. Aku sebagai petugas kebersihan jadi saksi atas semua cerita yang terungkap di lavatory wanita lantai ini. Bukan sekali ini si Bos yang diperbincangkan dua mbak-mbak ini jadi topik. Si Bos yang dimaksud memang mengesalkan. Tidak mencerminkan seorang pemimpin yang baik. Ya, aku sendiri pernah mengalami kejadian tak enak , gara-gara tissue aku didampratnya di toilet ini.

“Ayuk Mbak…” Kedua mbak-mbak tadi berpamitan meninggalkan toilet.

“Oh mari Bu…”, jawabku setengah kaget.

Tak lama suara pintu terdengar terbuka lagi dan suara hak sepatu yang tinggi menggema di ruangan yang tak terlalu lebar ini. Aku yang tengah mengganti tissue roll pada bilik ujung bergegas merapikan pekerjaanku, siapa tahu orang yang baru masuk ini akan menggunakan bilik closet pojok ini.

Kubalikkan badan keluar dari bilik dan Oo… si Bos yang tadi diperbincangkan ada di depanku.Untung kedua mbak tadi sudah keluar.

“Eh Ibu, silahkan.” , aku tergagap menegurnya.

“Awas, minggir. Ngapain kamu?” tanyanya galak, emm sok galak tepatnya.

“Engg abis ganti tissunya bu.”

“Sana, sana…” dia mengusirku.

Aku hanya mengangguk dan mengambil peralatanku bergegas menuju pintu dan keluar.
Baru tiga langkah menjauh dari pintu aku teringat belum memeriksa cairan pencuci tangan di dekat wastafel. Akhirnya aku kembali ke dalam toilet.

Uhhhhfffttt…. Aku menahan nafas, aroma tak sedap menyerang dan mencekikku kala membuka pintu.

“Dasar si Bos… bossy dan cerewet kentutnya bau juga!” Aku memaki dalam hati sambil menutup hidung dan mengurungkan niatku mengecek cairan pencuci tangan. Aku mengambil langkah seribu meninggalkan toilet.

***
GaL
Inspired by toilet lantai 31
Akan banyak lagi cerita tentang lavatory area ini tunggu yak… :)


Thursday, February 18, 2010

SAAT CINTA MASIH BISA DIKEJAR






Laki-laki itu bertemu perempuan yang menarik hatinya di Perpustakaan Nasional. Ia hanya ingin bertemu kembali dengan perempuan itu. Tapi ternyata sesuatu yang awalnya sederhana, berubah menjadi rumit. Teka-teki demi teka-teki harus ia pecahkan agar ia bisa kembali bertemu sang perempuan pujaan.

Dari Patung Pancoran, museum, kuburan Belanda yang ditinggalkan, hingga Kebun Raya Bogor. Hanya satu yang diketahui laki-laki itu, sang perempuan bernama Adriana, dan kenyataannya Adriana telah dimakamkan di Kebun Raya Bogor hampir seratus tahun lalu. Adriana adalah puteri Gubernur Jenderal Van Den Bosch.

Berawal dari sebuah cerita pendek di facebook, berubah menjadi novel penuh teka-teki. Lingkar Pena menerbitkannya menjadi sebuah novel berjudul ADRIANA; Labirin Cinta Di Kilometer Nol; ditulis oleh Fajar Nugros dan Artasya Sudirman dalam kurun Juni-Juli 2009. Eros Djarot akan mengantar Anda memulai petualangan keliling Batavia hingga memasuki jaman keemasan kota Jakarta dalam pengantar kisah ini.

If you're wondering, where you can find love in Jakarta. This city has a puzzle for you, a dream you should pursue..

Hadiri peluncuran novel ini di GRAMEDIA GRAND INDONESIA, 14 Februari 2010, pukul 14 WIB. Hanya jika, engkau merasa cinta masih pantas untuk dikejar...

GET HER!

Republished : from Nugros

Friday, February 12, 2010

Captcha Hati


"Iya, aku nyaman dengan kamu."

"Kamu yakin?"

"Yakin. Kamu?"

Aku diam.

"Kalau kamu belum yakin, aku nggak maksa. Aku membebaskan kamu."

Tapi aku takut dia berubah Tuhan.... Aku membatin

"Kamu nggak usah takut, aku akan tetap seperti ini, apapun jawabanmu. Dan nggak usah terburu-buru."

Dia seperti bisa membaca pikiranku. Aku masih diam.

"Aku hanya bisa berdoa, supaya hati kita masing-masing bisa membuat pilihan yang terbaik dan kita bisa menghargai keputusan kita."

Aku tersenyum mendengar kalimatnya yang sudah dua kali dia ulangi ke aku.

"Iya. Makasih. Malam, see you tomorow"

Aku menyudahi perbincangan dengannya melalui handphone. Tuhan beri aku keyakinan. Hati ini masih rapuh. Aku merasa belum sanggup menyaring rasa yang masuk. Beri aku alat Tuhan untuk bisa memilih dan memilah rasa baru. Aku menghela nafas. Dia baik. Sangat baik. Apa dia yang terbaik, Tuhan?

Aku berharap saat mataku terpejam aku mendapat jawabnya. Beri aku petunjukmu Tuhan.

Aku terlelap.


*

"Hey!"

"Ya?"

"Kamu yakin?" Aku bertanya.

"Yakin."

"Nih."

"Apa ini?"

"Kalau kamu memang orang terpilih, kamu akan bisa mengakses halaman ini."

Dia tampak sedikit bingung dengan penjelasan singkatku meski tetap menerima laptop yang kusodorkan.

"Oh, oke..."

"Jadi?" tanyaku.

"Aku berhasil."

Aku terkejut dan diam.

"Ini sangat mudah, karena ini datang dari hati." dia menjelaskan.

"Apa yang kamu ketik tadi?"

Dia tersenyum, dan menjawab.

"Kode captcha untukmu hanya I-L-U-4-3-V-3-R, and im sucsessfully logging in."


****

CAPTCHA atau Captcha adalah
suatu bentuk uji tantangan-tanggapan (challange-response test) yang digunakan dalam perkomputeran untuk memastikan bahwa jawaban tidak dihasilkan oleh suatu komputer. Proses ini biasanya melibatkan suatu komputer (server) yang meminta seorang pengguna untuk menyelesaikan suatu uji sederhana yang dapat dihasilkan dan dinilai oleh komputer tersebut. Karena komputer lain tidak dapat memecahkan CAPTCHA, pengguna manapun yang dapat memberikan jawaban yang benar akan dianggap sebagai manusia

CAPTCHA: Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart


Monday, February 08, 2010

Brankas Rasa




"Dimana kuncinya?"

"Uda lama kubuang sejak kita nggak bersama lagi."

"Kamu...?"

"Ya, aku ngerasa itu nggak penting buat aku simpan"

"Tapi..."

"Tapi apalagi?"

"Tapi disitu semua kenangan kita!"

"Ralat omonganmu, nggak ada lagi kata kita!"

"Kenapa sih kamu...?"

"Sekarang hanya ada aku dan kamu. Aku. Kamu."

"Ya terserah kamu. Sekarang, gimana caranya? Aku mau mengambil sesuatu di dalam situ!"

"Apalagi yang mau kamu ambil? Lagian aku uda bilang, kuncinya uda nggak ada!"

"Nggak ada cara lain? Aku harus mengambilnya sekarang!"

"Apa lagi sih yang mau kamu ambil?"


*****

Apa yang akan diambil? Apa yang tersimpan dalam brankas rasa itu?

Temukan jawabannya di E-Magz 'Hermes In Love' Edisi Maret 2010


Tuesday, February 02, 2010

Amandel



"Ini nggak enak banget!"

"Dimakan donk.. kalau lo mau sembuh kudu dimakan!"

"Nggak ada rasanya tauk!"

"Nggak usah ngajakin berdebat deh... Ini uda yang paling ekspresif rasanya!"

"Makanan kok ekspresif?"

"Make nanya lagi, nilai lo F ajah deh."

"Mau F mau A, nggak ngefek. Ini serius ini nggak enak...semuanya pahit!"

"Lo milih masuk rumah sakit diinfus, atau ngabisin ini?"

Aku diam. Sambil menyendok lagi nasi di piring dihadapanku.

"Nih diminum jusnya."

Aku menutup mulut dengan kedua tanganku.

"Minum!"

Aku menggeleng. Sambil mengunyah nasi yang sedari tadi tak jua kutelan. Menelan nasi sekalipun sudah lembut karena lebih dari 32 kali kukunyah, bukanlah hal yang gampang saat sedang mengalami radang di tenggorokan.

Kata dokter saat aku berobat kemarin, penyakitku ini disebut radang amandel. Ini penyakit yang sudah langganan mampir ke tubuhku saat aku terlalu lelah beraktifitas, tak makan secara teratur, tak istirahat secara teratur. Sudah tahu penyebabnya tapi tetap saja melakukannya. Tidak heran penyakit ini rajin menyapaku kala aku dalam kondisi tidak fit.

Dalam isitilah medis, radang amandel dikenal dengan sebutan tonsillitis. Diartikan sebagai infeksi pada amandel yang terkadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam.

Secara klinis peradangan ditandai dengan nyeri menelan (odinofagi), dan tidak jarang disertai demam. Seperti kondisiku saat ini. Sudah dua hari aku sakit bila menelan apapun, dan badan memiliki suhu abnormal.

Dokter juga berpesan padaku untuk beristirahat total. Mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup. Makan makanan yang bergizi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan.

Resep yang aku tebus antara lain dokter memberi obat Analgetik sebagai penurun demam dan mengurangi sakit kepala. Dan juga antibiotik yang minimal aku konsumsi hingga 5 hari sampai habis.

"Amanda!"

"Apa sih?"

"Diminum ini...."

Aku menggeleng dan masih menutup mulutku dengan dua tanganku.

"Lo itu ya kalau lagi sakit ngalahin balita manjanya."

Aku tersenyum jahil.

"Jangan bandel dong.. makanannya dihabisini, ini jusnya diminum..."

Aku masih menggeleng. "Pahit tauk!!"

"Bandel...denger nih ya, nggak heran lo punya penyakit radang Amandel."

"Ih, emang apa hubungannya?"

"Ada hubungannya.."

"Apaan?"

"Iya cocok ma elo, sakit Amandel alias amanda bandel!"


***
Saat radang amandel menyerangku!!
Huhuhuhuhuhuhu

Doakan cepat sembuh :)



Love U So by Blue Summer

Love You So by Endy Daniyanto


The other song from Blue Summer....

http://music.endydaniyanto.net/26-52/2-love-you-so