Tuesday, December 22, 2009

Ayah di hari Ibu



Boneka ini berbentuk perempuan dengan rambut kuning dari woll. Badannya keseluruhan sangat empuk berisi kapuk. Boneka ini mengenakan baju ungu polkadot kecil-kecil.

Entah aku tak pernah memberi nama padanya. Yang kuingat persis ini adalah hadiah dari Ayah saat pulang dari bertugas di luar kota. Tak ada yang istimewa dari boneka itu, tapi menjadi istimewa karena Ayah membelikannya untukku.

Aku sedang kangen pada Ayah. Ini hari ibu, tapi aku ingin memberi sesuatu pada Ayah. Tapi aku selalu tidak memiliki ide cemerlang untuk memberinya sesuatu yang berkesan.

Sama sekali aku tak punya bayangan apa-apa. Kuambil secarik kertas, dan aku hanya ingin menulis.

Ayah,
Ayah aku sayang ayah.
Aku hanya menyimpan ingatanku tentang yang pernah kita lalui. Mungkin tak urut, ini hanya spontan.

Aku ingat dari kecil sudah mengenal komputer, dan belajar bersama ayah untuk angka desimal atau peta buta di komputer yang masih menggunakan disket besar itu.

Aku ingat waktu aku balita ayah yang menarik sepeda roda tigaku, sementara aku duduk dengan tenang diatasnya dan berjalan-jalan keliling kompleks. Iya, aku menaiki sepeda. Ow, dan aku terjerembab di got besar bukan?

Aku ingat ketakutan setengah mati saat Ulangan matematikaku di bangku kelas 3 SD mendapatkan angka 3. Tapi ayah tak sedikitpun marah padaku. Dan akhirnya aku berhasil ranking 3 di Cawu itu.

Aku ingat sangat senang berenang dan ditemani ayah yang menjagaku duduk di gazebo pinggir kolam renang.

Aku ingat ayah mengantarkanku sekolah mulai dari aku TK hingga SMA. Tidak selalu, tapi aku sangat senang bila diantar ayah.

Aku ingat pernah menulis tentang Ayah ketika duduk di bangku 1 SMA.

Aku ingat ayah menungguiku di depan rumah saat aku pulang tengah malam. Ayah hanya diam. Begitu juga aku.

Aku ingat kita suka bernyanyi-nyanyi karaoke dirumah sendiri. Dengan lagu kesukaan ayah, My Way.

Aku ingat suka membandel meminum teh ayah yang disiapkan ibu di cangkir besar.

Ah terlalu banyak dan aku tak sanggup menulisnya.

Ayah,
Aku berdoa dan memohon selalu padaNya. Ayah selalu diberi kesehatan.
Aku ingin Ayah bisa mengantarkanku ke masa aku melepas masa lajangku.
Aku berharap ayah sempat menikahkanku.

Aku sayang ayah.


Ur daughter

***
22 Dec 2009

Seperti janjiku setelah nonton Sang Pemimpi, aku janji nulis tentang Ayah di hari Ibu.
Selamat hari Ibu Ayah...:)

Kalau notes tentang Ibu sudah aku posting beberapa hari lalu SMS Ibu

2 comments:

  1. Anonymous3:16 PM

    mmm.. kalau bicara ttg ayah di masa kecil gue; hiks rada kelam..
    pernah baca tulisan "ayahku seorang auditor"
    kalo lagi gak sibuk, googling d.
    ---
    walaupun demikian, gue sangat respect kepada beliau.. ada sekian banyak nilai, perilaku dan tindak tanduk yang gue serap abis2an..
    vokoke tops dech.. !!

    palagi sekarang, saat jadi ibu rumah tangga.. heleh2.. tu nasi gak pernah tanak dengan baik..

    ReplyDelete
  2. :)
    kelam gimana tuh?
    kelamaan :D

    Well, daddy is daddy mommy is mommy ...*nggak jelas ini komen gue :P

    gue

    ReplyDelete