adalah satu kata yang nggak pernah luntur di ingatan aku bila dihadapkan dengan kata Marching Band UII.
Tempat yang mengenalkan aku lebih dalam dan memaknai setiap sisi sebagai suatu kebersamaan.
Masih ingat sekali perjalanan yang aku lewati mulai dari mengenal hingga kini.
Saat itu aku datang dengan ego-ku. Berjabat tangan dengan MBUII.
Aku adalah orang yang sudah tau apa itu Marching band. Dan aku bertemu dengan mereka yang sama sekali tidak tahu apa itu marching band. Aku bosan berada di proses pendidikan dasar yang hanya mengulang-ngulang LBB. Aku bosan hanya memegang tongkat bambu yang disimbolkan sebagai alat.
Kapan aku bisa mulai display dengan kakak-kakak itu? Kapan aku bisa memegang alat color guardku? Kapan aku bisa menari-nari dengan lagu?
Tapi kebosanan aku terkikis seketika. Karena aku mendapatkan sesuatu. Ternyata aku tidak bisa masuk bila aku masih membawa egoisku. Ya, aku harus menekan rasa ke-AKUan-ku dengan sabar.
Dalam perjalanan belajar menurunkan derajat egoisku, ternyata aku masih harus menekan terus ke AKUanku dengan stabil.
Apel tidak akan dimulai bila kami tidak lengkap jumlahnya dengan keterangan yang jelas. Makan tidak akan dimulai bila masih ada temanku yang berdiri tidak duduk dalam lingkaran ini. Sholat berjamaah tidak akan dimulai bila masih ada temanku yang berbincang dan belum masuk dalam shaf.
Semua penundaan dengan alasan semua harus dilakukan bersama-sama. Konsekuensinya, dari penundaan, jam latihan akan ditambah, akibat kelalaian kami.
Itu semua berlaku dan berlalu, semua masa di MBUII terlewati dengan kebersamaan. Bukan hanya dilapangan tapi juga dikeseharian.
Persiapan kejuaraan lebih memeras rasa egoku. Bahkan Rasa ego ini sudah hampir hilang. Kami berpanas bersama, merasa kelelahan bersama, push up satu push up semua, tidak ada yang menonjol, semua sama.
Ibarat menanam, kini saatnya memetik. Setelah ego itu tiada, indahnya kebersamaan terasa, dan mendominasi.
Sekarang aku tahu mengapa aku harus meNOLbesarkan rasa egoku.
Untuk alasan kebersamaan.
Kebersamaan akan membawa kita pada titik keberhasilan.
Menjabat tangan MBUII bukan hanya sekedar menjabatnya begitu saja, tetapi menggenggamnya erat, sampai kapanpun.
***
Catatan kala mendengar cerita kebersamaan sedang diuji
H-6 menuju GPMB 2009 for my lovely MBUII
makasi sharingnya luh
ReplyDeleteItu bicara soal kebersamaan dan komitmen as a teamwork
ReplyDeletehm... walo aku ngerasain cuma sekali tahun 2001, tapi pas baca tulisan galuh kenapa jadi merinding semua badanku? panas dingin, jantung berdegup kencang. masih teringat jelas kebersamaan itu :)
ReplyDeleteHah, siapakah Anda??? :D
Deleteanu... terima kasih atas kata yang di ucapkan mba galuh yang mewakili kami semua saat itu, itulah perasaan yang sebenarnya yang tidak bisa kami ungkapkan melalui tulisan... Perasaan itu, ego itu dan kesemuanya itu.. trims mba galuh yang dengan kejeniusannya bisa mewakili kami dalam berkata2 melalui tulisan ini
ReplyDeletetemen stage sweet 17 juga (periode hampir bubar ini ya waktu itu)
Haha... siapa nih yang komennn ;)
DeleteWell nggak ada sebuah kebetulan dlm hidup. Tuhan memang sudah merencanakan pertemuan kita di keluarga MB UII :)