Friday, December 18, 2009

Ayah-Sang Pemimpi


"Akhirnya...."
Itu kata yang terucap pertama kali saat tiket Platinum XXI Sang Pemimpi sudah ditangan. Ya, akhirnya bukan hanya mimpi ingin nonton Sang Pemimpi.

Aku bukan seorang yang rajin menulis review film seperti Asiah, teman saya di The Hermes (and her Dude...;) ), tapi kali ini hanya ingin berbagi sedikit cerita. Cerita di hari yang tertulis 1 Muharam 1431 H dan berwarna merah di kalender.

Ini long weekend, 3 hari libur kerja (seharusnya) tapi tetap ada tugas yang harus dikerjakan. Akhirnya aku tidak ikut serta dengan keluarga Kakak-kakakku ke Bandung. (menyedihkan).

Maka, ketika seorang sahabat (sepasang suami istri yang pengantin baru) mengajakku untuk nonton dengan senang hati kusanggupi. Aku butuh hiburan :). Jadilah pukul 19.15 wib kami bertiga duduk di Studio 1 Platinum XXI FX Plaza.

::Sang Pemimpi::

Keinginan menonton sudah ada sejak berita film ini ramai diperbincangkan menjadi opening Film di JIFFEST tempo hari. Ditambah review Chiko, temen The Hermes, yang berkesempatan mendapat undangan untuk hadir di opening film JIFFEST.

Ada banyak alasan plus-plus untuk menyempatkan menonton hari ini. Aku suka dengan film garapan Riri Riza, ditambah  ada nama Mira Lesmana. Ketakutan akan sajian film yang berbau sinetron pasti tak akan ada.. :) (berbeda kan kalau produsernya India bersaudara? ) Ditambah lagi tiga buku serial tetralogi karangan Andrea Hirata sudah saya baca. Dan film pertamanya, Laskar Pelangi juga saya tonton.

Banyak pesan moral yang saya dapat disini. Harapan, cinta, cita-cita, kebersamaan, kerja keras, penghargaan, pengertian, pencapaian. Wah banyak lah. Quotes yang dilontarkan siswa dalam adegan belajar di kelas juga menarik. Terutama....'Masa muda masa yang berapi-api- Rhoma Irama' , itu satu quotes yang mengocok perut.

Selain pengulangan kata mimpi yang mungkin ditotal bisa mencapai puluhan kali, yang sangat aku garisbawahi 'Ayah Juara Satu Seluruh Dunia'. Mungkin realita kehidupan tak semuanya  menyajikan sosok Ayah yang sama dengan ayahnya Ikal di film ini. Tapi kita tetap terlahir dari Ayah dan Ibu bukan?

Aku berjanji akan menulis tentang Ayah di Hari Ibu esok.

2 comments:

  1. aku mimpi jadi orang bijak dan mampu menerjemahkan dunia saja luh, tak perlu terlalu pintar untuk meneruskan hidup. heheheh...

    ReplyDelete
  2. :)
    reach ur dream...
    tolong berbagi ya, bantu gue ya menerjemahkan dunia ini...

    ReplyDelete